Chereads / Titip Rindu / Chapter 58 - Eps.19

Chapter 58 - Eps.19

" kalian temennya " tanya wanita itu

" iya Tante, kita semua temennya " jawab Daniel

" Yaudah kalau gitu, jangan biarin dia jalan sendiri... hampir aja di ditabrak motor " ucap wanita itu lagi

" makasih Tante udah selamatin Shea Tante " ucap Yesaya

" sama-sama, Tante tinggal yah " wanita itu langsung pergi.

Mereka semua sudah kembali ke basecamp

Yesaya membersihkan luka pada telapak tangan Shea yang tergores aspal

" mangkanya nggak usah kabur-kaburan, buat orang pada heboh tau nggak " ucap Nabila

" bisa diem nggak Lo..... " bentak Yesaya, membuat Nabila menjadi ciut

" Lo sih..... " bisik Cheryl

" Shea..... Lo nggak apa-apa ? " tanya Kinan, namun Shea hanya diam

Melihat, Shea yang masih bersikap dingin Yesaya hanya mampu menghela nafas panjang

" gue minta tolong tinggalin gue sama Shea dulu, gue mau ngomong sama Shea " pinta Yesaya

Tanpa ada yang membantah, mereka semua pun keluar tinggal Yesaya dan Shea yang berada di ruangan itu, dengan hati-hati Yesaya menggenggam tangan Shea namun tak mendapat respon darinya.

" aku minta maaf " ucap Yesaya " aku nggak bermaksud buat kamu cemburu.... Kinan cuma bantuin aku buat omlet di dapur " sambung nya.

Mengingat kejadian antara Yesaya dan Kinan, Shea hanya memejamkan matanya

" hei... kamu mikirin apa ? " tanya Yesaya dengan lembut dengan meraih dagu Shea

" kamu jangan mikir yang macem-macem, apa yang kamu liat nggak seperti apa yang kamu fikirin " Yesaya mencubit ujung hidung Shea

" kalo suatu saat kamu liat aku bareng Aiden dan ngelakuin hal yang sama, tindakan apa yang bakal kamu lakuin ke aku dan Aiden " tanya Shea

Yesaya membeku saat mendengar pertanyaan dari Shea, rahangnya mengeras dan tatapan nya menjadi dingin.

" kamu nggak bisa jawabkan... " tanya Shea lagi " bahkan mungkin kamu akan bertindak lebih parah dari apa yang aku lakuin " sambung nya

Shea beranjak dari duduknya namun langsung ditahan oleh Yesaya

" aku Bener-bener minta maaf.... " ucap Yesaya dengan melemah

" aku udah maafin kamu, dan yang di bilang Nabila juga bener aku nggak harus kabur... " balas Shea

Kini Yesaya dan Shea berdiri saling berhadapan, hidung Shea kembali mengeluarkan cairan merah

" Shea.... hidung kamu mimisan " Yesaya langsung membersihkannya

" aku nggak apa-apa, aku cuma mau pulang " pinta Shea

" Shea.... please jangan bersikap dingin kayak gini " Yesaya merasa frustasi

Shea berjalan keluar, namun Yesaya terus mengikuti nya

" Shea.... " panggil Yesaya namun tak di hiraukan oleh Shea.

" mau kemana lagi tu anak.... " ucap Nabila

" berisik banget sih Lo " timbal Samudera

" kalian bisa lanjutin acara makan-makan kalian, dan tenang aja Nab gue nggak akan kabur lagi kok... tapi, kalo Lo di posisi gue, gue yakin Lo juga bakalan ngelakuin hal yang sama.... " ucap Shea, sedikit melirik kearah Kinan

" gue pulang duluan " ucapnya lagi pada semua teman-temannya, lalu terus berjalan keluar dari basecamp

" tau rasakan Lo... mangkanya kalo punya mulut dijaga " ucap Vino pada Nabila

Shea sudah di depan gerbang namun dihadang oleh Yesaya

" Shea.... please jangan kayak gini.... ok aku bakalan nganterin kamu pulang " Yesaya menahan tangannya

Yesaya langsung, mengeluarkan kan mobil sport miliknya dari garasi. Selama di perjalanan Shea tak mengeluarkan satu katapun, ia lebih memilih melihat keluar jendela mobil.

" kita mau kemana ? " tanya Shea dengan bingung, karena ia tau jalan yang dituju bukan kearah jalan kerumah nya

" taman kota " jawab Yesaya dengan singkat, Shea tidak mengatakan apa-apa lagi

Mereka sudah sampai di taman kota, Shea dan Yesaya berjalan beriringan seorang anak kecil menghampiri mereka dengan menawarkan barang dagangannya.

Ada satu benda yang menarik perhatian Yesaya pada dagangan anak kecil itu

" ini berapa? " tanya Yesaya

" tiga ribu kak " jawabnya

" kakak beli satu pasang ya, kembaliannya ambil aja buat kamu " ucap Yesaya dengan memberikan selembar uang lima puluh ribu

" terimakasih kak "

Yesaya beralih melihat Shea yang sudah duduk di kursi taman

" kamu ngapain ngajak aku kesini " tanya Shea , Yesaya hanya tersenyum

" kamu kalo ngambek gini tambah cantik deh " goda Yesaya

" nggak lucu " balasnya dengan wajah datar

" yang bilang lucu siapa? " timbal Yesaya

Yesaya memasang kan sepasang jepit berbentuk matahari pada rambut Shea

" Matahari.... melambangkan kesetiaan " ucap Yesaya dengan lembut

" aku tau, kalo aku udah buat kamu cemburu tapi bukan maksud aku kayak gitu... kamu juga harus tau kalo aku akan terus setia sama kamu " sambung nya

" aku juga percaya sama kamu, ya.... meskipun terkadang beberapa hari ini kamu ketemu sama Aiden di ruang musik, tapi itu semata-mata karena keperluan sekolah " timpal nya lagi

" dan aku juga pengen kamu percaya sama aku, kalo aku nggak gampang tertarik sama cewek lain.... karena aku udah punya kamu " Yesaya terus mencoba untuk meyakinkan Shea kembali

" yang kita butuhkan dalam satu hubungan itu hanya saling percaya dan menjaga kepercayaan " sambung nya

Shea tertunduk karena malu pada dirinya sendiri dan Yesaya, bersikap dengan berlebihan

" aku cuma takut kalo kamu- " Yesaya meletakkan jari tunjuk nya pada bibir Shea membuat nya berhenti bicara

" nggak ada yang perlu kamu takutin " ucap Yesaya, Shea hanya bisa mengangguk lemah

Yesaya merengkuh tubuh Shea dalam pelukan nya, sesekali ia mencium kening Shea

" aduh.... jadi pengen cepet-cepet ngehalalin kamu deh " goda Yesaya, mendengar ucapannya refleks membuat Shea menepuk lengan Yesaya dengan kuat

" aw..... sakit Lo sayang " ucap Yesaya dengan bersikap manja, membuat Shea tersenyum

" nah....gitu dong senyum, kan enak diliat nya " ucap Yesaya lagi

" jadi.... kita baikan yah, nggak ada cemburuan lagi " Yesaya mengacungkan kan jari kelingking nya, lalu di balas dengan baik olehnya, sekilas Yesaya mengecup bibir Shea

" Yesaya... ini tempat umum " Shea memelototi Yesaya, sedangkan yang bersangkutan hanya senyum tak jelas

" aku laper..... " ucap Shea

" yuk.... kita cari makan " Yesaya langsung menggenggam tangan Shea.

Mereka berjalan kaki menuju restauran terdekat untuk makan bersama. Mereka sudah duduk di pinggir jendela restauran dengan jelas bisa melihat orang yang berlalu-lalang, seorang waiter datang menghampiri mereka dengan membawa buku menu

" aku mau spaghetti cheese meat, dan cappucino latte" ucap Shea

" ya udah disamain aja " pinta Yesaya, setelah waiter mencatat pesanan mereka ia pun pergi.

Yesaya menikmati harinya bersama Shea, setelah terjadi kesalah pahaman kecil di antara mereka, Yesaya kembali mendapatkan keceriaan di wajah Shea.

" habis ini, kita mau kemana lagi? " tanya Shea dengan menikmati spaghetti nya

" terserah yang penting bisa sama kamu " jawab Yesaya, Shea hanya tersenyum mendengar jawabannya

" ok kalo gitu temenin aku kesuatu tempat " ucap Shea, Yesaya hanya mengangguk

" siap princess " balas Yesaya dengan mencubit ujung hidung Shea dengan penuh kasih sayang.