Semenjak mengetahui bahwa Vee hamil, Brian berubah menjadi orang yang posesif segala keperluan dan kebutuhan istrinya ia yang mengatur bahkan Brian sudah mempekerjakan satu lagi asisten rumah tangga khusus untuk menemani Vee.
Brian pun sudah meminta Vee untuk cuti kuliah, karena dia ingin Vee fokus pada kandungan nya.
" non Vee sungguh beruntung memiliki seorang suami seperti Tuan Brian " ucap bik Ani wanita berumur 45 tahun itu, yang dipekerjakan oleh Brian.
" iya bik.... aku bersyukur banget " balas Vee sambil mengusap perut nya yang sudah terlihat membesar karena kini kandungan nya sudah memasuki bulan ke delapan.
" bik, nanti tolong temenin aku belanja ya, ada beberapa keperluan yang mau aku beli " ucap Vee sambil meletakkan majalah yang ia baca ke atas meja
" apa non sudah bilang sama tuan? bukan apa-apa non bibik takut di marah sama tuan lagi " ucap bik Ani.
Benar saja, beberapa hari yang lalu bik Ani sempat di tegur oleh Brian karena keluar rumah tanpa izin dari nya.
Vee tersenyum melihat bik raut wajah bik Ani yang ketakutan
" bibik tenang aja, tadi pagi aku udah minta izin sama kk Brian " jawab Vee
" baik non " balas bik Ani
" ya udah aku mau kekamar dulu ya bik " ucap Vee sambil beranjak dari sofa di ruang keluarga.
Baru beberapa saat Vee akan menunju kamarnya, suara bel berbunyi
" biar aku aja yang buka bik " ucap Vee yang sudah berjalan membuka pintu.
Begitu pintu dibuka, empat orang gadis langsung berhamburan memeluk Vee
" Vee.... I Miss you so much " ucap keempat sahabatnya yaitu Cleo, Bintang, Angel, dan Hanna.
" guys.... gue nggak bisa nafas " wajah Vee sudah memerah karena kekurangan oksigen
" sorry sorry soalnya kita banget sama Lo " ucap Hanna dengan tingkah lebay nya
" iya Vee.... kita itu hampa banget nggak ada Lo " sambung Angel
" Lo apa kabar sehat kan... " tanya Bintang
" sejak hamil Lo tambah cantik aja, pasti baby nya cewek " sambung Cleo
Vee hanya tertawa mendengar ucapan dan perkataan keempat sahabatnya itu
" udah ayok masuk dulu, nggak baik ngobrol di depan pintu " ucap Vee sambil berjalan menuju ruang tamu
" kalian dari mana ? " tanya Vee yang memulai pembicaraan
" kita dari kampus... terus karena nggak ada jadwal lagi, yah kita langsung aja kesini " jawab Bintang sambil menikmati cemilan yang sudah disediakan oleh bik Ani
" oh ya, ada berita penting " ucap Angel dengan heboh
" apaan.... ? " tanya Vee dengan antusias
" tuh... si Hanna, dia jadian sama Enggar " ucap Angel, yang membuat Hanna tersedak
" Angel..... gue kan udah bilang jangan kasih tau Vee..... " ucap Hanna dengan kesal sambil melempar Angel dengan bantal di sofa
" serius... kok bisa ? " tanya Vee dengan heran, Bintang dan Cleo hanya tertawa
" gini gue ceritain ya- " Belum sempat Angel berbicara, Hanna langsung berlari dan membekap mulut Angel
" eh... lepas....nanti Angel pingsan loh.... " ucap Cleo yang membantu Angel
" dia duluan yang mulai " ucap Hanna
" udah, nggak apa-apa kali Han, biar Vee tau " ucap Bintang
Hanna memandang wajah Vee yang terlihat acuh tak acuh
" bukannya apa-apa, karena gue tau Vee kan benci banget sama Enggar " ucap Hanna dengan menundukkan wajahnya
" kalo Lo bahagia nggak apa-apa juga kalo Han, lagian gue juga nggak benci lagi sama dia " ucap Vee
" serius.... " Hanna langsung menatap Vee dan dibalas senyuman oleh Vee.
" jadi, gimana ceritanya Hanna bisa jadian sama Enggar " tanya Vee kembali.
Angel pun mulai menceritakan semuanya termasuk bahwa Enggar juga sempat menyukai Vee dari awal mereka masuk kuliah, namun belum sempat menyatakan perasaannya Enggar harus mengubur dalam-dalam perasaan nya saat tau bahwa Vee sudah menikah, dan Hanna bak menjadi pahlawan kesiangan menjadi tempat curhat Enggar tanpa di sangka semakin mereka sering bertemu tumbuh perasaan cinta diantara mereka berdua, Vee hanya bisa tertawa mendengar cerita itu.
" hahaha akhirnya Lo bisa juga dapetin cowok paling ganteng di kampus " goda Vee
" gantengan kk Brian atau Enggar " tanya Bintang dengan sinis untuk menggoda Hanna
" ya gantengan cowok gue lah " ucap Hanna dengan percaya diri
" ciye..... " goda Vee, Bintang, Angel, dan Cleo
" tapi gantengan kk Brian banyak... " ucap Hanna lagi dengan cengengesan
" wooooooooooo " merekapun tertawa.
Setelah semua makanan dan minuman habis, Cleo beserta yang lainnya pun pamit untuk pulang
" Vee kita balik dulu ya "
" Lo jaga diri baik-baik "
" jangan kesehatan "
" jangan kecapekan "
ucap teman-teman nya
" iya... kalian bawel deh sama kayak kk Brian " ucap Vee.
Vee sudah berada di kamar nya, duduk di tepi ranjang sambil melihat keluar jendela. Vee merasa kepalanya berdenyut kencang bahkan saat melihat kesekitar kamar terasa berat
" kepala aku kok sakit banget yah " gumamnya
Ada sesuatu yang yang mengalir dari hidungnya, ia langsung mengambil tissue untuk membersihkan cairan itu
' darah ? '
" kok aku bisa mimisan ya " gumam nya lagi
Tak menaruh curiga apapun, Vee terus membersihkan darah yang masih mengalir dari hidungnya.
17.00 sore Vee sudah berada pusat perbelanjaan bersama bik Ani yang mendorong troli berisikan keperluan Vee
" bik, kita cari makan dulu ya aku laper " ajak Vee, bik Ani hanya mengangguk setuju
Mereka sudah duduk di sebuah caffe di mall, melihat wajah Vee yang sudah pucat seperti kapas membuat bik Ani hawatir
" non.... non nggak apa-apa ? "
" iya bik aku nggak apa-apa "
" tapi wajah non pucet banget, kita pulang aja ya non " ajak bik Ani dengan hawatir
" udah tenang aja, aku nggak apa-apa bik "
bik Ani tak bisa membantah lagi
" bik Ani tunggu sini ya, aku ke toilet dulu bibi jagain belanjaan nya " ucap Vee sembari berjalan menuju toilet.
Lagi-lagi Vee merasa kepalanya kembali berdenyut kencang, lalu hidungnya kembali mengeluarkan cairan. Vee langsung menuju wastafel untuk membersihkan kan hidungnya
" gue kenapa sih " gumam Vee
Seseorang menyentuh pundak Vee dengan lembut, sontak membuat nya terkejut lalu berbalik menghadap orang yang menyentuh nya.
" Vee.... "
" Mbak Shalu "
Vee kembali bertemu dengan Shalu, setelah pertemuan pertama mereka di acara ulang tahun Brian hari ini mereka baru kembali bertemu.
" aku liat kamu tadi masuk kesini dengan terburu-buru, kamu baik-baik aja kan " tanya Shalu dengan rasa curiga
Vee hanya tersenyum kaku mendengar pertanyaan dari Shalu.
" aku nggak apa-apa kok mbak " jawabnya dengan gugup, karena ia masih merasakan denyutan di kepalanya
" wajah kamu juga pucet banget, aku antar ke rumah sakit yah " ajak Shalu dengan tulus
" nggak usah mbak terimakasih, aku baik-baik aja " balas Vee " aku duluan ya mbak " sambung nya sambil berjalan kearah pintu, sedangkan Shalu masih memandang nya dengan aneh. Belum sampai ia kedepan pintu Vee terjatuh tak sadarkan diri.