"Lu, please sadar, Sayang! Aku nggak bisa lihat kamu terbaring lemah kaya gini, Yang! Please sadar demi aku!" desah Raka dengan satu tangan memegangi jemari Lulu dan tangan lainnya mengusap kening Lulu.
Raka menatap Lulu yang belum sadarkan diri itu dengan tatapan yang penuh cinta, sorot mata laki-laki itu terlihat sangat sedih, tak ada semangat hidup dari sorot matanya itu. Ia bahkan tidak bisa tersenyum sejak Lulu ditembak waktu itu.
Tapi, setidaknya saat ini kekhawatiran Raka sudah semakin berkurang karena Lulu sudah melewati masa kritisnya.
"Aku sayang banget sama kamu, Lu! Aku belum sempat ngebahagiain kamu! Please, kasih aku kesempatan untuk buat kamu bahagia...," lirih Raka mengecup punggung tangan Lulu dan keningnya berkali-kali.