"Rey, sayang! Bangun, makan dulu yuk."
Agnes memanggil Reyhan dengan sebutan sayang, entah kenapa. Tapi ia ingin melakukannya, memanggil Reyhan dengan sebutan sayang adalah hal yang ia rindukan selama ini.
Setelah drama yang cukup panjang, akhirnya kata-kata itu bisa keluar lagi dari mulut Agnes dan tertuju untuk Reyhan. Agnes bahkan tidak sadar jika di sana ada orang lain.
"Rey, bangun yuk!" ujar Agnes memainkan pipi Reyhan gemas.
Senyum di bibir Agnes tak henti mengembang melihat Reyhan yang semakin terganggu dengan apa yang ia lakukan. Rasanya bahagia sekali bisa selalu bersama Reyhan seperti ini, meskipun masih banyak teka-teki yang harus mereka selesaikan. Tapi setidaknya, Agnes bisa menyentuh Reyhan saat ia merindukannya.
"Bangun," ujar Agnes lalu mencubit gemas pipi Reyhan, tapi Reyhan tak kunjung bangun. Laki-laki itu masih memejamkan matanya. Seketika, Agnes mencebikkan bibirnya kesal lalu menoleh pada Anna yang juga menggeleng.