Agnes meminta taksi yang ia tumpangi berhenti tak jauh dari rumah tua yang dimaksud oleh wanita yang menghubunginya. Sebelum Agnes keluar dari taksi, matanya ia edarkan ke sekeliling tempat itu. Suasananya sepi, gelap seperti tidak ada penghuni sama sekali, hanya cahaya dari rumah tua itu yang terlihat.
"Mbak, yakin mau berhenti di sini?"
Agnes lalu menoleh sambil tersenyum. "Yakin, Pak. Ini ongkosnya, terimakasih ya."
"Hati-hati, Mbak," seru supir taksi itu memperingati Agnes saat ia melangkahkan kakinya keluar dari taksi itu.
Agnes mengangguk. Saat ia berdiri di luar mobil, sorot matanya mulai terlihat was-was, namun ia tetap melangkahkan kakinya menuju rumah tua yang dimaksud.
Agnes tidak sadar, saat ia berjalan menuju rumah tua itu. Sebuah gorden jendela dari rumah itu nampak bergerak, seseorang memperhatikan gerak-gerik Agnes dari jauh.