Reyhan merenggangkan ikatan dasi yang ia gunakan. Entah kenapa, sore ini hawanya terasa lebih panas dari biasanya. Bahkan AC di mobil Reyhan terpasang pada volume tertinggi.
Karina, ibunya memintanya pulang setelah pekerjaan di kantor selesai. Dan di sinilah dia sekarang, berada di dalam mobil sedan, membelah keramaian kota Jakarta di sore hari.
Reyhan melirik jam tangannya. Pukul lima sore. Perutnya sudah keroncongan, ia tak sempat makan apapun karena pekerjaannya yang menumpuk. Jadwalnya terlalu padat hari ini.
"Apa aku mampir ke cafe dulu ya?" ujar Reyhan bermonolog seorang diri.
Nampaknya, perutnya yang keroncongan sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dan, Reyhan memutuskan untuk berbelok di cafe miliknya yang tidak jauh dari tempatnya sekarang.
"Mau ke rumah sakit, ketemu Agnes ... gagal deh gara-gara emak!" keluh Reyhan menghela nafas panjang.