Agnes dan Reyhan terlihat sangat bahagia setelah pengakuan masing-masing. Kini, rasanya tak ada lagi yang bisa memisahkan keduanya.
Tapi, semua buyar saat Bi Inah menyadarkan dirinya.
"Den Reyhan!" Bi Inah menepuk pundak Reyhan cukup kuat karena sedari tadi ia memanggil laki-laki itu namun tak kunjung mendapatkan respon apapun.
Sontak tepukan di pundaknya yang cukup keras itu menyadarkan Reyhan dari lamunannya tentang pantai bersama Agnes. "Jadi cuma lamunan gue doang," batin Reyhan.
"Kenapa, Bi?" seru Reyhan menyadari di depannya ada Bi Inah yang sedang memperhatikan tingkahnya.
"Ini minumannya... dari tadi Bibi panggil-panggil nggak disautin."
Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia nyengir, melihat bibi tersenyum padanya.
"Kelamaan nunggu non Agnes ya? Sampai asik banget ngelamunnya kayanya," ujar Bi Inah menggoda Reyhan.
Reyhan seketika menoleh ke sekelilingnya, mencari keberadaan wanita yang dibicarakan oleh Bi Inah.