Bianka sendiri yang sungguh memahami sikap Bisma itu. Dirinya langsung menepuk dahinya. Memukul bibirnya sedikit dan menyengir karena betapa bodohnya dia sampai berucap keceplosan seperti itu. Bagi Bianka seharusnya wajar kan berkata seperti itu karena spontan dengan ketidakpercayaannya. Apa gara-gara ucapan mas itu jadinya Bisma seperti itu, begitu pikir Bianka sekarang.
Mula-mula kini Bianka mulai merayu dan membujuk Bisma dengan segenap cintanya. Meyakinkan Bisma kalau cintanya hanya untuknya seorang, karena semua itu hanyalah masa lalu. Masa depan ya bersama Bisma sekarang ini.
"Yakin nih akan terus marah? Tidak mau denganku lagi? Ya sudah deh, aku pergi kalau begitu, padahal cintaku sangat dalam. Hanya untukmu seorang, kalau tidak percaya bisa belah dadaku!"