Basir tersenyum dengan mengedipkan kedua mata genitnya, lalu bangkit dari duduknya dan menuju ke ruang makan diikuti oleh papa Betro. Papa Betro berharap Basir tahu diri dan segera pergi. Benar-benar pergi setelah ini, bukan malah ikut duduk. Namun ternyata papa Betro salah, ternyata Basir malah ikut duduk di ruang makan itu. Dengan dirinya yang berteriak memanggil nama bibik untuk meminta persiapan makanan.
"Bik, Bibiiiiik. Siapkan makanan sekarang juga! Jangan pakai lama! Kasihan saudaraku ini lapar pulang bekerja! Cepat!"
Tingkah laku Basir sok sekali, seperti seorang majikan saja. Menjadikan kedua orang tuanya semakin ingin mengulitinya, sementara Belta yang ada malah tersenyum dan sangat senang kakaknya itu kembali. Tiada pernah dia menyimpan kebencian kepada kakak dan adiknya itu. Selalu malahan senang kalau ditemani bersama-sama. Kakak dan adiknya itu yang ternyata sudah menikah, tinggal dirinya yang masih bingung karena amnesianya itu.