Sementara dokter Bagaskoro yang sekarang bersama dengan Rahman teman kuliahnya, mereka saling bercanda di tengah perjalanannya. Senang saja dokter Bagaskoro meminta bantuan Rahman karena Rahman dari dulu sangat bisa diandalkan dan bisa dibuat bergantian, makanya dokter Bagaskoro masih saja menyimpan kontak nomornya dan sesekali masih saling berkomunikasi satu sama lain dengan Rahman. Bisa dibilang Rahman adalah teman rasa saudara, berbeda dengan saudara dokter Bagaskoro sendiri yang lama hilang kontak, mentang-mentang sudah kaya tidak membutuhkan dokter Bagaskoro lagi.
"Rahman, terimakasih ya atas bantuanmu ... selama ini kamu selalu baik kepadaku, selalu ada disaat duka dan senangku, benar-benar teman rasa saudara kamu ini!" ucap dokter Bagaskoro dengan rasa syukur, dengan memuji Rahman yang membuat Rahman tersipu malu. Rahman pun tersenyum dan memukul dokter Bagaskoro tepat di bahunya.