Lucas masih saja tetap terdiam di tempatnya sekarang berdiri. Lucas belum berani untuk melangkahkan kakinya sedikit pun.
Anita yang tahu kalau saat itu Lucas hanya terdiam saja, akhirnya Anita pun memanggil Lucas kembali hingga nada suara Anita menggema di seluruh ruangan tersebut.
"Lucas! Cepat ke mari!" panggil Anita dengan sangat keras.
Mendengar panggilan Anita yang begitu keras dan bahkan Lucas juga dapat menyadari kalau saat ini Anita begitu kesal, pada akhirnya Lucas pun langsung saja menghampiri Anita karena dia takut kena marah oleh Anita.
Dengan segera Lucas langsung mendekat pada Anita dengan langkah kaki yang begitu cepat.
"Iya, Kak Anita. Ada apa ya?" tanya Lucas dengan sedikit takut-takut. Bahkan nada suaranya pun juga sudah bergetar.
"Kamu itu ngapain aja sih? Dipanggil malah diem aja kayak tadi. Bikin emosi aku naik tahu gak?" cicit Anita.
"Maafkan aku Kak Anita," ucap Lucas.
"Sudah lah, lupakan saja. Aku itu manggil kamu karena aku mau bertanya padamu," ujar Anita.
"Bertanya tentang apa ya, Kak Anita?" tanya Lucas.
"Hm ... begini ya, menurut kamu aku itu cantik ga sih?" celetuk Anita.
"Hah? Apa?" kaget Lucas.
Lucas kembali dibuat takut karena mendapat pertanyaan yang seperti itu dari Anita. Lucas jadi berpikir bahwa saat ini Anita pasti sedang mencoba untuk menggoda dirinya kembali.
"Iya, aku cantik gak? Cantik gak, hah?" tanya Anita kembali dengan nada suara yang begitu keras. "Malah bengong kayak gitu. Cacingan ya kamu? Dari tadi gitu mulu," ketus Anita.
"Maaf Kak Anita, kenapa Kak Anita bertanya tentang hal yang seperti itu?" ujar Lucas.
"Ya karena aku ingin tahu lah. Aku ingin tahu apakah aku ini cantik atau tidak. Aku sangat ingin tahu. Apa susahnya sih tinggal dijawab aja. Jawab dengan jujur ya. Aku ini cantik atau tidak menurutmu?" tutur Anita.
'Kenapa Kak Anita bertanya begini sih? Aku kan jadi takut. Astaga ... jangan ya Kak Anita. Aku masih kecil'. Batin Lucas.
"Sebenarnya sih Kak Anita itu cantik kok," jawab Lucas pada akhirnya.
"Benarkah?" senang Anita. Bola mata Anita menjadi begitu berbinar karena dia merasa sangat senang.
Lantas Anita pun langsung saja berputar di depan Lucas. Anita ingin lebih memperlihatkan kemolekan tubuhnya itu kepada Lucas.
Sontak Lucas semakin dibuat takut saja. Karena dirinya takut akan menjadi korban Anita, pada akhirnya seketika itu juga Lucas langsung berlari secepat mungkin.
Pada saat itu Anita belum tahu kalau Lucas sudah lari entah ke mana.
"Bagaimana? Apa aku ini sungguh cantik? Lihatlah bagian bekalang tubuh aku ini. Apa aku cantik? Menurut kamu apa aku pantas untuk mendapatkan Bang Akbar? Apa mungkin Bang Akbar akan tergoda oleh kemolekan tubuhku ini? Hm ... ayolah katakan!" ujar Anita.
Setelah beberapa saat kemudian Anita terus menunggu jawaban dari Lucas, namun Lucas tak kunjung berbicara juga. Pada akhirnya Anita pun menjadi keheranan sendiri.
Tak lama kemudian, Anita langsung berbalik badan kembali untuk mengetahui rasa penasarannya tersebut.
Namun saat Anita berbalik badan, betapa terkejut dan kesalnya ia saat tahu ternyata Lucas sudah tak ada lagi di sana.
"Lucas!" marah Anita. "Lucas kamu di mana? Kurang ajar sekali kamu ya. Aku masih bertanya padamu, kamu malah maen nyelonong pergi begitu saja. Dari tadi aku ngomong sendirian. Dasar Lucas!" kesal Anita.
Anita pun lantas langsung melanjutkan niat awalnya kembali yang ingin pergi ke ruang makan itu.
Dengan perasaan yang semakin dibuat kesal oleh Lucas, Anita pun langsung berjalan begitu saja dengan kedua telapak tangannya yang mengepal.
Semetara itu, saat ini Lucas sudah berada di ruang makan.
Saat Lucas tiba di sana, Pak Amir dan juga Sri pun menjadi bingung sendiri saat melihat Lucas seperti orang yang sedang dikejar oleh sesuatu hal yang berbahaya.
Nafas Lucas menjadi tidak beraturan, dan di wajahnya juga mulai mengeluarkan keringat.
"Ada apa ini, Lucas? Kamu kenapa? Kenapa kamu seperti orang yang ketakutan begitu? Apa yang terjadi?" tanya Pak Amir.
Belum sempat pun Lucas menjawab pertanyaan dari Pak Amir, pada saat itu Lucas justru malah melihat Anita yang sedang berjalan menuju ke arahnya.
Dengan segera Lucas pun langsung bersembunyi di bawah meja di dekat Pak Amir duduk.
"Eh, ada apa ini?" bingung Pak Amir.
"Om, tolongin aku, Om," mohon Lucas dengan nada suara yang sudah semakin bergetar. Bahkan tubuhnya pun juga ikut bergetar.
Tangan Lucas terus memegangi kaki Pak Amir mencoba mencari perlindungan dari Pak Amir.
"Tolongin apa sih, Lucas? Apa yang saat ini kanu takutkan?" tanya Pak Amir kembali.
"Kak Anita, Om. Kak Anita," jawab Lucas.
"Hah? Anita? Apa maksud kamu? Ada apa dengan Anita anak saya? Apa dia membuat ulah kembali? Apa dia mengganggu kamu?" selidik Pak Amir.
"Sepertinya Kak Anita itu mau menggoda aku kembali, Om. Aku sangat takut, Om. Aku benar-benar takut. Aku takut, Om. Tolongin aku," ujar Lucas.
"Astaga ... si Anita ini ya. Ck, berulah mulu tuh anak. Sampai buat anak orang ketakutan gini," cicit Pak Amir. "Ya sudah kamu tidak perlu takut seperti itu, Lucas. Cepat lah berdiri," titah Pak Amir.
"Tapi, Om, aku tidak bisa melakukan itu. Aku sangat takut sekali, Om," ucap Lucas.
"Udah jangan takut kayak gitu. Ada Om di sini. Anita pasti tidak akan mungkin bisa mengganggu kamu jika di sebelah kamu ada Om. Cepat segera berdiri," titah Pak Amir.
"Tapi ..." ragu Lucas.
"Udah cepat. Ayo berdiri cepat," titah Pak Amir kembali.
Kemudian pada akhirnya Lucas pun mau juga untuk berdiri.
Perlahan Lucas mulai bangun, dan saat dia sudah bangun, dengan segera Lucas pun langsung berdiri di belakang tubuh Pak Amir.
"Om, tolongin aku, ya," pinta Lucas.
"Iya kamu tenang saja, ga perlu panik kayak gitu. Santai aja kali ..." ucap Pak Amir.
Beberapa saat kemudian, Anita pun sudah tiba di sana.
Saat melihat Lucas yang tengah berdiri di belakang tubuh Pak Amir, kemarahan Anita pun menjadi begitu menggebu.
Secepat kilat Anita pun langsung mendekat kepada Lucas.
"Kya ..." panik Lucas yang langsung berlari kembali menjauh dari Anita.
"Hey! Apa yang kamu lakukan? Cepat ke mari! Aku ingin memberikan kamu pelajaran karena kamu telah berani lari. Cepat ke mari!" marah Anita.
"Tunggu dulu, Anita, ini ada apa sih sebenernya? Kenapa Lucas sampai ketakutan seperti itu?" tanya Pak Amir.
"Aku juga tidak tahu, Pak. Bapak tanya saya kepada si Lucas-nya langsung. Kenapa dia malah lari gitu," ujar Anita. "Lucas, kamu itu kenapa sih?" tanya Anita.
"A—a—aku takut," gugup Lucas.
"Takut kenapa?" tanya Anita kembali.
"Aku takut digoda oleh Kak Anita. Aku sangat takut," jawab Lucas.