Chereads / Tergoda Wanita Penggoda / Chapter 4 - Pria Beristri

Chapter 4 - Pria Beristri

Saat Anita tengah berceloteh sendirian, tiba-tiba saja asisten rumah tangganya lewat di hadapannya. Dengan segera Anita pun langsung saja memanggil asisten rumah tangganya tersebut.

"Bi Sri, tunggu, Bi," panggil Anita.

"Eh, iya, Neng. Ada apa?" tanya Sri, asisten rumah tangga Anita.

"Eum ...Bi, itu tamunya Bapak ya?" tanya Anita ingin memastikan.

"Oh, iya, Neng Anita. Itu emang tamunya Bapak," ungkap Sri.

"Namanya Akbar kan ya?" tebak Anita.

"Iya, betul, Neng," jawab Sri.

'Tuh kan bener. Dia Abang Akbar si bulu tipis itu'. Batin Anita.

"Bi, apa Anita bisa minta bantun, Bibi?" tanya Anita.

"Iya, Neng. Tentu saja. Dengan sangat senang hati Bibi akan bantu Neng Anita," aku Bibi.

'Wah ... Neng Anita kayaknya udah kembali ceria lagi seperti semula. Alhamdulillah'. Batin Sri.

"Makasih Bibi sayang," ucap Anita.

"Bibi harus bantu apa, Neng?" tanya Sri.

"Bibi bantuin Anita berdandan ya. Anita ingin merias diri. Sudah sekian lama Anita tidak mengurus diri Anita sendiri. Bibi mau, kan?" tanya Anita.

"Iya, Neng Anita. Bibi mau. Ayo, Neng," ajak Sri.

"Ayo, Bi. Masuk kamar Anita," ujar Anita.

Sri dan juga Anita pun kemudian langsung saja masuk ke dalam kamar Anita.

Di dalam, Anita memutuskan untuk mandi terlebih dahulu biar terlihat lebih fresh. Sementara Anita mandi, Sri saat ini tengah merpersiapkan alat make up untuk Anita.

Dua puluh menit kemudian, Anita pun telah selesai mandi dan keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan pakaian dalam saja.

"Bi, udah pilihin baju buat Anita belum?" tanya Anita.

"Udah, Neng. Bibi pilihkan baju yang sangat Neng Anita sukai. Dress berwarna merah terang. Ini, Neng," tunjuk Sri.

"Waw ... baju yang sangat indah, Bi. Ayo sekarang Anita mau memakainya saja," putus Anita.

"Siap, Neng. Bibi akan bantuin Neng Anita ya," ucap Sri.

"Ok, Bibi," setuju Anita.

Dengan segera Sri pun langsung saja membantu Anita mengenakan pakaiannya.

"Bi," ucap Anita saat dirinya tengah dirias oleh Sri.

"Iya, Neng, ada apa?" tanya Sri. "Apa Neng Anita kurang suka sama riasan Bibi?" tanya Sri kembali.

"Bukan, Bi. Bukan itu," ucap Anita.

"Terus apa dong, Neng?" selidik Bibi.

"Mmm ... itu, Bi ... Bang Akbar itu udah nikah belum ya?" tanya Anita pada akhirnya.

"Oh ... ya jelas atuh, Neng. Pak Akbar itu udah nikah. Orang dia sudah berusia sekitar empat puluh tahun kok," ungkap Sri.

"Apa?" syok Anita.

'Hiks, jadi Bang Akbar si pria idaman itu udah nikah. Kirain masih lajang. Abisnya dia itu kelihatan masih muda kayak gitu'. Batin Anita.

'Ini kenapa tiba-tiba saja Neng Anita jadi bertanya tentang Pak Akbar ya? Aku kok jadi curiga kayak gini. Apa jangan-jangan Pak Akbar nantinya akan menjadi korbannya Neng Anita ya? Hadeuh ... pusing aku mikirin hal itu'. Batin Sri.

"Masa sih, Bi? Tapi kok Bang Akbar kelihatan kayak orang yang seumuran Anita," ujar Anita.

"Ahaha ... iya, Neng. Kelihatannya aja kayak gitu. Tapi nyatanya ga gitu, Neng," ucap Sri.

"Bi, serius Bang Akbar udah nikah?" tanya Anita yang sudah mulai lesu dan putus harapan.

"Ya serius, Neng. Tapi ya Neng, menurut yang Bibi dengar, katanya istri Pak Akbar itu selingkuh," ungkap Sri.

"Apa?" kaget Anita. Anita makin syok saja saat mendengar hal itu. "Kok bisa sih istrinya selingkuh kayak gitu? Padahal Bang Akbar itu sempurna banget loh di mata Anita," heran Anita.

"Nah itu dia, Neng. Ga tahu lah Bibi juga. Bibi ga paham," ucap Sri.

"Terus Bang Akbar sekarang udah cerai belum Bi sama istrinya yang tukang selingkuh itu?" selidik Anita.

"Eum ... belum, Neng. Pak Akbarnya yang ga mau ceraian istrinya itu loh, Neng. Pak Akbar sangat mencintai istrinya. Setia banget ya Pak Akbar. Padahal dia udah disakiti dan dkhianati," tutur Sri.

"Hadeuh ... itu mah bukan setia, Bi. Tapi Bang Akbar itu terlalu bodoh. Ck, tapi tenang saja, Anita akan mengubah kebodohannya Bang Akbar menjadi kepintarannya," ucap Anita dibarengi dengan senyuman yang sangat sulit untuk diartikan.

"Neng, Neng Anita mau apa, Neng? Jangan macem-macem, Neng," takut Sri.

"Udah, Bibi tenang aja ya. Anita ga akan macem-macem kok. Hanya satu macem aja. Hehe," ucap Anita.

"Aduh ... Neng, Bibi jadi takut," aku Sri.

"Udah ah, ga usah jadi penakut kayak gitu, Bi. Ini Anita udah selesai kan diriasnya?" tanya Anita.

"Iya, Neng. Udah selesai kok," jawab Sri.

"Hn, ok. Kalau gitu Anita keluar dulu ya, Bi," terang Anita yang langsung saja keluar dari dalam kamarnya.

"Neng, jangan pergi, Neng Anita," panggil Sri yang hanya diabaikan saja oleh Anita.

"Ck, ini gimana dong? Kok Neng Anita malah keluar. Ini mah pasti Neng Anita mau jadi wanita penggoda lagi. Kalau pria lajang sih gapapa. Nah ini, ini kan pria beristri," oceh Sri.

Saat telah berada di luar kamar, Anita mengendap-ngendap di balik tembok sembari memperhatikan Akbar.

'Hm ... ok, Bang Akbar, Anita akan membuat Bang Akbar melupakan istri Bang Akbar yang sangat tidak setia itu. Bang Akbar tenang saja ya, Bang. Anita akan datang dan masuk ke dalam hatinya Bang Akbar. Bahkan tak hanya masuk, Anita juga akan menjadi ratu di dalam sana'. Batin Anita.

Langsung saja Anita pun segera menghampiri Akbar. Di sana Akbar merasa heran saat melihat Anita. Tapi dia juga tidak berani untuk bertanya kepada Anita.

Dengan segera Anita pun langsung saja memulai aksinya menjadi seorang wanita penggoda.

"Abang, Abang, Abang, Abang ..." heboh Anita.

Anita langsung saja berputar-putar di depan Akbar membuat Akbar terheran-heran.

'Nih anak kenapa ya? Cantik sih dia, hanya saja kok, sikapnya itu kayak orang gila'. Batin Akbar.

Anita juga langsung mengibaskan rambut panjangnya di depan Akbar hingga tak sengaja mengenai wajah Akbar.

"Aduh," ucap Akbar secara spontan.

Tidak seberapa lama kemudian, Anita dengan segera langsung saja duduk di samping Akbar.

Tangan Anita yang begitu nakal, ia tempatkan di paha milik Akbar. Bahkan tangan itu sampai menyentuh bagian bawah milik Akbar.

"Astagfirullah," kaget Akbar.

"Ada apa, Bang?" tanya Anita dengan berlagak sok polos. Tak lupa Anita juga memperlihatkan wajah polos miliknya.

"Tangan, tangannya tolong dikondisikan," ucap Akbar.

"Oh ... hehe, maafin Anita ya, Bang. Anita sengaja kok. Eh, maksudnya ga sengaja, Bang. Hehe, tapi Abang suka, kan?" goda Anita.

"Nggak! Itu dosa," kesal Akbar.

"Mm ... biar ga dosa, Abang nikahin aja Anita. Ayo dong, Bang. Anita masih gadis loh, Bang. Abang, Abang, Abang ... nikahin Anita," paksa Anita.

"Maaf, Neng, tapi Abang adalah pria beristri. Abang sudah menikah!" tegas Akbar.