Tristant tersenyum simpul, sambil melihat tumpukan pakaian yang sudah ia susun rapi di dalam lemari. Ia menoleh ke arah pintu, saat melihat sosok Lukman baru saja masuk kedalam kamar hanya memakai handuk yang menutupi area pribadinya.
"Udah kak, mandinya?"
"Udah," sahut Lukman sambil mengacak-ngacak rambut basahnya supaya kering, menggunakan telapak tangan.
"Tuh udah gue siapin bajunya." Menggunakan wajahnya Tristant menunjuk pakaian di atas kasur busa, yang mengampar, di lantai.
"Perhatian banget, make disiapin segala," Ucap Lukman sambil berjalan mendekati pakaian yang diperuntukan untuk dirinya.
"Kalau lu ngambil sendiri, ntar acak-acakkan."
Yang dikatakan sama Tristant memang benar. Lukman memang seperti itu, selama beberapa hari tinggal di rumahnya, laki-laki itu selalu asal tarik mengambil susunan baju di lemari. Hasilnya, membuat tumpukan pakaian yang sudah tersusun rapi menjadi acak-acakkan. Parahnya, Lukman tidak pernah merapikan kembali pakaian tersebut.