"Aah..." Tristant menghela napas, setelah ia berhasil menghabiskan satu gelas susu buatan Lukman. "Makasih ya kak." Meletakan gelas yang sudah kosong di atas nampan yang masih dipegang oleh Lukman, lalu menggunakan punggung tangan, Tristant membersihkan mulutnya dari tetesan air susu yang menempel disana.
Sementara Lukman, setelah meletakan nampan dan gelas di atas meja, ia berjalan kembali ke tempat tidur dimana Tristant sudah tidur miring menghadap ke arahnya.
Lukmn naik ke atas kasur, kemudian ia duduk menyandar pada kepala ranjang. Wajahnya terlihat murung, tatapan matanya kosong menatap langit- langit kamar. Apa yang ia lihat dan ia dengar tadi, membuatnya melamun, sambil berpikir mencari cara supaya bisa keluar dari masalah yang terasa begitu rumit.
"Kak..."
Bahkan, suara Tristant yang sedang memanggilnya seperti tidak terdengar olehnya.
"Kak!"
"Hem... iya."
Lukman baru tersentak sadar, pada saat Tristant menaikkan nada suara, sambil menggerakkan pergelangan nya.