Sebenarnya Lukman ingin sekali menghampiri remaja imut itu, dan teman- temannya. Namun ia berusaha menahan lantaran tidak ingin ada rasa canggung dan ketegangan. Ancaman pak Baskoro juga ikut andil, memaksa ia untuk diam, tidak menghampiri remaja, yang saat ini sedang mengisi hati dan pikirannya.
"Udah nggak usah diliatin terus." Cetus Lexa yang sedang duduk di dekat Tristant. Sejak tadi ia menangkap basah sahabat tersayang nya ini, tidak berkedip menatap Lukman. "Dari pada bikin sakit hati." Lexa memutar bola matanya malas.
Tristant hanya menghela napas. Ia tidak ingin mengelak, karena sejak tadi ia memang tidak berhenti memandang Lukman, dari kejauhan.
"Malam ini, Lukman ganteng banget ya?" Cetus Lexa saat ia sekilas memperhatikan penampilan Lukman. "Keliatan lebih dewasa dari biasanya gitu."