"Kak," lirih Tristant sambil membingkai wajah Lukman yang berada tepat di atas wajahnya.
Menggunakan telapak tangan, dengan lembut laki-laki itu membelai puncak kepala remaja yang ia rindukan. "Iyah, ada apa?" sahut Lukman dengan suara berbisik.
Tristant menghela napas lembut, menatap laki-laki itu. "Boleh kan kalau gue masih sayang sama elu?"
Mendengar itu Lukman hanya mengulas senyum, lantas menurunkan wajah secara perlahan, membuat jarak semakin terpangkas habis, hingga bibirnya berakhir mendarat lembut di mulut Tristant.
Akhirnya-- meski dengan cara yang tidak sengaja, Tristant bisa menikmati kembali ciuman yang sudah sekian bulan lamanya tidak ia rasakan. Ditambah rasa rindu yang menggebu, membuat membuat remaja itu ingin lebih lama lagi menikmati mulut yang sedang melumat bibirnya ini. Bahkan ia terlihat lebih agresif.
Indahnya berciuman membuat ia melambung-- melupakan, atau tidak perduli lagi tentang status nya dengan Lukman sekarang.