Hening.
Mulut Tristant seperti terkunci. Remaja itu belum mampu mengatakan apapun setelah berhasil mengajak Lukman duduk pada kursi taman yang berada di seberang jalan.
Seperti dikatakannya barusan, bahwa hanya ada dirinya dan Lukman, pada soal yang akan ia bicarakan. Oleh karena itu Jonathan hanya menunggu di tempat tadi lurus dengan tempat dimana Tristant dan Lukman sedang duduk berdampingan. Posisinya juga masih sama, nangkring di atas motor sambil menghisap sebatang rokok.
Sesekali Cowok itu menampar wajahnya sendiri lantaran nyamuk nakal menggigit pipinya yang mulus.
"Lu mau ngomong apa?" Lukman memecah keheningan. Manik matanya mencuri lirik kepada Trsitant yang masih merunduk melihat tas sekolah yang ia bawa dari rumah.
"Ada yang mau gue tanyaain sama lu."
Tristant membuka retsleting tas, pergelangannya merogoh masuk ke dalamnya, lalu mengambil benda yang membuat Lukman langsung menelan ludah begitu melihatnya.
Wajah Lukman mendadak salah tingkah.