Setetes cairan merah pekat mengalir perlahan dari liang kewanitaan sang gadis yang terlihat penuh sesak oleh batang kemaluan sang pria.
Andham mengecup bibir yang setengah terbuka dan tengah mengerang-erang dengan halus itu. Mengulumnya dengan penuh perasaan. Ia tidak ingin terburu-buru menikmati semua ini, sebab ia tahu, ini adalah yang pertama dan terakhir baginya untuk bisa bercumbu dengan gadis tersebut.
"Andham…" erang Delima sembari menatap sayu wajah sang pria di atasnya itu. "S—sakit…"
"H—hanya sebentar, Sayang," bisik Andham. "Hanya sebentar…"
Dan kemudian, dengan perlahan-lahan dan masih dengan melumat bibir sang gadis, Andham menggerak-gerakkan bokongnya. Dengan perlahan saja, sebab ia tak hendak menyakiti tubuh gadis tersebut lebih jauh.
Dengan tetap memberikan stimulasi di bibir dan pada buah dada sang gadis, perlahan-lahan Andham akhirnya dapat memberikan sesuatu yang sudah seharusnya dirasakan oleh sang gadis. Kenikmatan.