Delima tertawa halus menanggapi keheningan sesaat dari pria di samping kanannya itu.
"Tolong jangan katakan," ujar sang gadis, "bahwa kau berharap wanita itu adalah aku?"
Andham tersedak dan terbatuk-batuk mendengar ucapan Delima tersebut, dan hal ini semakin membuat Delima tertawa-tawa sembari menepuk-nepuk punggung Andham.
"Ya Tuhan, Andham…" kikik sang gadis. "Begini saja kau sudah terbatuk-batuk seperti ini."
"Ka—kau," ucap Andham dengan dada yang memburu. "Kau mengerjaiku."
"Aku hanya berkata," Delima menahan tawanya. "Atau, memang begitulah yang sesungguhnya kau harapkan?"
"Ti—tidak," ujar Andham, dan kembali membuang pandangannya. "Aku tidak berani."
"Kau yakin?"
"Yaah," ucap Andham. "Dengan kenyataan kau yang masih terlalu muda—berapa usiamu, Delima? 16, 17 tahun?"
"Aku sudah 19 tahun, Andham."