Keisha terkekeh pelan, "Yaah, kau bisa bilang seperti itu."
Delima menghela napas dalam-dalam. "Adakah yang bisa aku lakukan untuk itu?"
"Ya, tentu saja," sahut Keisha dengan bersemangat. "Bukankah tadi aku—"
"Kei…!"
"Baiklah, baiklah," ujar Keisha dan kembali tertawa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau bisa menggunakan tanganmu kalau kau mau."
Alis mata pemuda itu turun naik dengan cepat, Delima terkikik melihat hal tersebut.
"Pakai tangan?" ulang sang gadis.
Astaga… gadis yang satu ini benar-benar membuatku gemas, benar-benar polos, pikir Keisha.
"Apakah itu tidak sakit nantinya?"
"Yaa…" Keisha mengendikkan bahunya. "Mau bagaimana lagi? Memang akan sedikit terasa sakit, karena—yaa, kamu tahulah, antara tangan dan bagian itu," Keisha memiringkan kepalanya menunjuk ke arah selangkangan sang gadis. "Pasti jauh berbeda bukan?"
"Itu yang aku maksud."
"Sedikit agak aneh, memang," kata Keisha. "Tapi itu lebih baik daripada harus tegang seharian seperti ini."
