"Aku harap aku tidak berlebihan memperlakukanmu."
Delima tersipu dan menggeleng kecil. "Tidak. Aku… suka."
Kembali pandangan keduanya tertuju pada rupa sang bulan yang cahayanya begitu lembut di atas sana.
Untuk sesaat, mereka memilih hening saja. Menikmati panorama yang luar biasa itu dengan iringan simfoni alam yang bersahut-sahutan dari satu jenis ke jenis lainnya. Suara-suara serengga malam yang mungkin saja tengah merayu pasangannya, atau bunyi katak yang meminta perhatian. Juga, suara-suara burung malam, terutama suara burung hantu yang terdengar begitu sendu.
Delima dan Keisha menikmati semua itu dengan bahu yang saling berdempetan. Kepala sang gadis menjadikan bahu sang pemuda sebagai bantal, dan tangan sang pemuda pula yang terjulur memeluk punggung sang gadis.
"Kadang, aku merasa kasihan pada rembulan…"
Keisha menggerakkan sedikit saja kepalanya, melirik sang kekasih hati yang terdengar cukup melow kali ini.