"Kamu sudah siap, Andi?" tanya mamanya.
"Apa ada pilihan lain, Ma? Siap nggak siap harus siap, kan?" tanya Andi sambil mengikat tali sepatu hitam miliknya.
Sang mama menghampiri dan meletakan tangannya di bahu Andi.
"Maafin mama ya, Ndi."
Andi menoleh pada mamanya dan tersenyum.
"Iya, Ma."
Akhirnya, keluarga Andi berangkat menuju salah satu restoran di kota Bandung. Papanya dan Pak Hartono sudah mengatur jadwal pertemuan mereka di sana jam dua belas siang ini sekalian makan siang. Di perjalanan, suasana antara ayah dan anak ini terasa dingin. Andi dan papanya belum berbicara satu sama lain sejak kedatangan orang tuanya di hari pertama. Baik Andi maupun pak Soni, mereka sama-sama gengsi untuk memulai percakapan terlebih dahulu. Di dalam mobil, mamanya yang duduk di barisan belakang dan Andi bersebelahan dengan sang papa merasa sedih melihat keadaan ini.