"Kamu serius, Siska? Ingat, ini pernikahan loh. Dan kamu perlu memikirkannya matang-matang karena menyangkut masa depanmu."
"Iya, Ma. Lebih dari satu minggu Siska berpikir lebih jauh, kini Siska udah putuskan untuk menerima lamaran Andi."
Hari demi hari berlalu, akhirnya Siska menerima lamaran Andi dan orang tuanya. Meski pun di awal ia benar-benar bergumul dengan batin namun, Tuhan seperti memberi petunjuk kalau Andi memang layak untuk menjadi suaminya nanti.
Seperti yang kita tau, setelah batalnya pernikahan Andi dan Putri, Andi dan orang tuanya mencoba melamar Siska dengan penuh keyakinan. Tak mudah bagi Siska dan juga mamanya untuk menerima begitu saja atas apa yang sudah terjadi. Namun kini, Siska tak ragu lagi.
"Baiklah. Kalau itu memang jadi keputusanmu, mama juga setuju. Mama percaya, kalau hatimu berkata iya, tentu itu sudah petunjuk dari Tuha kalau jalan yang kamu ambil adalah yang terbaik. Kalau gitu, mama kabarin dulu keluarga Andi, ya?"