Hal yang ditakutkan pun terjadi.
Daffa yang tiba-tiba masuk ke kamarnya hendak tidur, heran melihat istrinya sedang menangis sendiri.
"Loh, Yang. Kenapa? Kok nangis?" tanya Daffa kaget.
"Yang, kamu tau kan cita-cita aku sama Feli tuh apa, dan sekarang aku Cuma bisa diem di rumah sama anak-anak. Kalau boleh jujur, aku jenuh banget. Bukan aku nggak mau sama anak-anak, tapi aku juga rindu dunia kerja," ucap Fera meringis.
"Sayang, ini kan udah pernah kita bahas berkali-kali. Aku kaya gini bukan semata-mata mau ngekang kamu. Tapi demi kebaikan kamu juga, aku takut kamu cape ngerjain dua posisi sekaligus. Sebagai ibu rumah tangga juga pengusaha. Apalagi anak kita kembar," jelas Daffa seraya mengusap air mata istrinya.
"Tapi kan, ada Bi Ningsih yang bantu aku ngurus anak-anak, Yang."
"Iya, aku tau. Tapi, sehebat-hebatnya Bi Ningsih, pasti nggak akan lebih hebat dari ibunya anak-anak sendiri, kan?"
"Aku bisa kerjain dua-duanya, kok. Percaya deh sama aku."