'Fer, lagi di café?'
'Nggak, Ndi. Semenjak hamil, aku udah jarang stand by di café. Skarang semua Daffa yang handle. Kenapa?'
'Aku mau cerita sesuatu. Boleh ku telepon nanti? Ah, jangan lupa bilang dulu pada suamimu.'
'Santai aja kali, Ndi.'
Entah apa yang akan Andi ceritakan pada Fera. Kembalinya Andi tak merubah keadaan apa pun di antara keduanya. Daffa memberi izin penuh atas persahabatan istrinya tersebut meskipun ia tau kalau Andi pernah menaruh rasa pada istrinya. Lelaki itu percaya, kalau perbuatan yang pernah di lakukan Andi hanya sebuah kekhilafan.
"Kamu nggak apa-apa kalau aku masih komunikasi sama Andi setelah semua ini?" tanya Fera pada suaminya.
"Ya, nggak pa-pa. Kita nggak bisa menyalahkan rasa. Lagi pula, sekarang dia sudah bersikap biasa aja, kan?"
"Iya, sih."
"Dia sahabatmu sejak kecil, aku nggak mungkin membatasi persahabatan kalian. Aku yakin, dia biosa memposisikan diri seagai seorang sahabat yang baik, tak lebih," jelas Daffa.