206.
"Rachel, kita udah selesai. Gue ada di pihak Arland. Mau lo ngoceh panjang lebar gimanapun, gue tetep di pihak Arland. Ngerti? Jadi, jangan pernah hubungin gue lagi!"
Panggilan berakhir begitu saja. Bersamaan dengan itu, suara ketukan pintu tiba-tiba saja terdengar.
Tanpa perlu bertanya siapa yang mengetuk, Dylan sudah tahu pelakunya. Dan Dylan sangat antusias untuk membukanya. Dia melempar secara asal ponsel miliknya, turun dari ranjang dan segera berjalan menuju pintu.
Ceklek!
"Raya, ada apa kamu ke sini?" Raya, gadisnya kini sudah segar setelah mandi. Bisa terlihat dari rambut berwarna kecoklatan nya yang masih basah.
"Ehm… maaf jika aku lancang atau mengganggu, Lan."
"Tidak, kamu tidak lancang sama sekali. Justru aku senang karena kamu berani mengetuk pintu kamar aku. aku pikir kamu akan mengabaikan aku." Balas Dylan.