Satu minggu.
Ya, selama itu Arland pergi meninggalkan Arasha. Selama itu mereka tidak bertemu satu sama lain, bahkan tidak berkomunikasi juga.
Arasha menjalani hari-harinya seperti biasa. Bekerja secara online, mengurus Riel yang sudah sehat sepenuhnya. Bahkan, sudah kembali bersemangat les bahasa Inggris.
"Mommy?" Suara Riel memecah konsentrasi Arasha. Membuat perhatiannya teralihkan seketika dari laptop menuju putra tampannya ini.
Putranya yang bermanik biru safir. Sangat amat indah.
"Kenapa Riel?"
"Om jahat kemana? Dia pundung ya?" Tanya Riel, menyebut Arland dengan sebutan Om Jahat.
Arasha ingin tertawa, tetapi nanti dia seperti menyetujui Riel untuk memanggil orang dengan sebutan kurang baik itu.
"Iya. Dia pundung. Ngambek. Merajuk. Nanti juga pulang sendiri. Santai aja. Kenapa nyariin? Kangen?" Balas Arasha, santai.
Kangen? Yang benar saja. Bukannya kangen, Riel malah bersyukur Arland tidak muncul selama satu minggu ini.