"Aku… boleh minta waktu buat mikir dulu gak?" Tanya Arasha. Dia tidak ingin gegabah.
Dia ingin memikirkan semuanya terlebih dahulu. Karena jujur, ada untungnya juga untuk dia. Dia tidak perlu mencarikan seorang pelacur untuk Arland, tidak perku repot-repot mengurus para selingkuhan Arland yang terkadang tingkah lakunya seperti boneka Annabelle. Ada-ada saja.
Arland yang mendengar itu hanya berdeham. Matanya sedikit terpejam, mulai merasa kantuk saking nyamannya pijatan Arasha.
Hingga pada satu titik, dia bertanya pada gadis itu. "Sa? Kenapa lo tetap baik sama gue padahal gue sering jahat sama lo?"
Tangan Arasha yang semula sibuk memijat kening Arland seketika terhenti. Dia tidak tau alasannya.
"Untuk menjadi baik gak perlu sebuah alasan, Land." Jawabnya.
Arland seperti tertampar oleh jawaban tersebut. Lidahnya mendadak kelu tak bisa bergerak. Sulit untuk membantahnya karena apa yang Arasha katakan benar adanya. Tidak perlu alasan untuk menjadi baik.
