Karena kondisi kaki Arasha yang seperti itu, Arland secara otomatis membabukan dirinya. Dia melayani Arasha dengan baik meski masih saja gengsi.
"Sa, gue mau minum. Lo mau sekalian gak? Kalau enggak, ya udah."
"Sa, gue mau ambil makan di bawah. Makannya tinggal dikit. Gue bawa ke sini semua aja kali ya?"
Ya begitulah sedikit perhatian dari Arland. Yang mana… dia menunjukannya tidak secara terang-terangan.
Dan sekarang, hari sudah semakin malam. Arasha sedang sibuk menikmati pemandangan kota indah ini melalui jendela kamarnya. Sambil berbaring di atas ranjang tentunya.
Hingga tiba-tiba, dia merasakan sebuah pergerakan di samping dia. Siapa lagi jika bukan Arland?
"Land, biarin malam ini aja aku tidur di sini." Arasha memohon tanpa menoleh.
Di belakangnya, Arland berdeham tak peduli. "Ngantuk gue. Lo kalau mau tidur di sofa aja." Ucapnya santai.