158.
Arasha bingung harus menjelaskan bagaimana. Dia benar-benar bingung. Dia juga bingung harus berbohong bagaimana agar Arland tetap tidak mengetahui insiden kecelakaan hari itu. Semalam suntuk dia memikirkannya, Arasha sampai frustasi karena tak kunjung menemukan jawaban.
Sebenarnya, ada satu skenario dalam pikirannya. Tetapi, ini akan sangat menyakitkan untuk Arland. Selain itu, ini juga akan sangat beresiko baginya jika sampai kebohongannya terbongkar begitu saja.
Arland akan kecewa. Arland akan sakit. Arland akan membencinya.
"Sebenarnya…" Arasha menggantung kalimatnya, menelan ludah kasar. Dia sangat ragu untuk mengatakan hal ini. Dia takut. Dia bingung.
"Sa? Sebenarnya apa? Tolong jelasin, Sa… gue… gue butuh penjelasan. Lo gak capek bohong sama gue? Lo gak capek nyembunyiin banyak hal dari gue, Sa?" Lirih Arland, menohok hati Arland.