127.
Setelah perdebatan rumit itu, Arasha hanya bisa merenung seorang diri. Setidaknya sampai akhirnya Dylan keluar dari ruangan Arland. Dan pada detik itu juga, Arasha langsung menghampirinya.
"Dylan?" Panggil Arasha.
Dylan menoleh, diakhiri sebuah senyum singkat. "Kenapa Sa? Ehm, tentang Arland tadi… Maafin dia ya? Kamu tau sendiri dia kekanakan. Masih labil, bimbang. Dia udah jatuh cinta lagi sama kamu. Aku yakin itu. Aku bisa lihat dari bagaimana sikap dia ke kamu di Jerman. Cuman ya… dia belum menyadarinya aja. Dan aku harap… kamu juga udah jatuh cinta sama dia." Kata Dylan.
Arasha tersenyum canggung. Dia sampai menggaruk tengkuknya sendiri karena merasa tak nyaman. "Aku gak tau sejak kapan ini semua bermula… tapi ya, hubungan aku dan Arland memang udah membaik. Gak serusak kemarin-kemarin. Walaupun dia masih keukeuh pengen cari selingkuhan aku."
Ditepuknya pundak Arasha, diusapnya pelan pundak kokoh milik mantan kekasihnya itu.