Sebal,bete.
Itu yang tengah siswi yang berada di kantin sendirian ini rasakan.
"Krisis identitas? Pencarian jati diri? Maksudnya apaan coba?
Tuh orang ngeselin banget sih baru juga jadi guru BK udah songong. Tapi emang salah gue juga sih!. Duhh ini pasti kena khotbah nih dari ortu kalau Sampek tau ada surat panggilan buat mereka". Keluh Riana sambil melipat kedua tangannya dimeja kantin.
Ya...setelah keluar dari ruangan laknat tadi, Riana siswi itu bukannya masuk kedalam kelasnya mengikuti pembelajaran, ia malah melangkahkan kakinya menuju kantin sekolahnya dab benar saja hanya dia seorang yang berada di sana karena memang belum
Waktunya untuk beristirahat.
Rupanya marah-marah atau mengeluh? membuatnya lapar dan memutuskan untuk memesan mie ayam kesukaannya. Marah juga butuh tenaga pikirnya.
Tanpa sadar Suara derap langkah kaki perlahan mendekati siswi yang sekarang masih dengan santainya menyantap mie ayam di depannya.
"Ehemm" suara deheman yang dekat di telinganya tiba-tiba membuyarkan kekhidmatan Riana dalam menikmati makannya dan membuatnya tersedak.
"Uhuk uhuk" dengan cepat si siswi pun menenggak gelas air di samping piringnnya hingga tandas.
"Anda bisa tidak tidak mengganggu orang yang tengah makan,saya kaget dan tersedak tau?" Gerutu Riana sambil menahan kekesalannya.
"Itu yang menjadi pertanyaan saya untuk kamu, kenapa kamu sekarang makan disini? Perlu saya ingatkan bahwa jam istirahat masih 1jam lagi" ujar sang guru bk dengan nada dinginnya.
"Emm... saya kemarin lupa pak gak makan terus tadi pagi Karena saya sudah terlambat jadi tidak sempat untuk sarapan. Sebenarnya saya tidak boleh melewatkan jadwal makan saya pak karna saya punya lambung pak." Ujar si siswi dengan wajah dibuat semelas mungkin agar lebih meyakinkan orgumennya.
"Saya bukan orang bodoh yang dengan mudahnya percaya apa yang kamu bicarakan." Ujar sang guru bk dengan bersendekap dada.
"Yaudah pak iya, ini saya gak jadi lanjutin makan nya, saya mau langsung ke kelas aja permisi" Ujar Riana dengan nada memelas berdiri sambil meninggalkan makannya.
"Kamu ngerti gak kata mubazir itu apa?" Tanya sang guru menghentikan siswinya yang ingin meninggalkan kantin tersebut.
"Ya saya harus apa pak? Tadi katanya suruh masuk ke kelas sekarang dimarahin karna makan gak habis. Saya bingung jadinya saya harus apa?" Ujar siswi itu ketika ingin meninggalkan makanannya.
"Jangan kira saya akan dengan enaknya membiarkan kamu lolos kali ini tanpa hukuman, sekarang kamu duduk dan habiskan makanan kamu setelah baru setelah itu ikut saya. Saya rasa kamu harus punya cukup tenaga untuk hukuman yang akan saya berikan nanti." Ucap sang guru masih dengan nada dinginnya.
Tiba-tiba sang guru dengan ringan mendudukkan bokongnya di hadapan sang murid di meja kantin tersebut.
"Silakan kamu lanjutkan dulu makan makanan kamu dan setelah itu jangan harap kamu bisa kabur dari saya."
Ujar si pria dengan raut wajah yang sangat memuakkan menurut siswinya ini.
"Saya juga gak akan bisa kabur mungkin' dari Anda sekarang ini"
"Ya, Karena saya tidak akan biarkan kamu."
Dengan sikapnya yang bar-bar tidak heran jika siswi yang dikenal Trouble maker Sekolah tidak malu makan di depan sang guru.
Jangan membayangkan bahwa ia akan makan dengan feminim layaknya seorang wanita memakan makanannya di depan pria.
Bahkan sang siswi pun seperti tak menganggap manusia yang ada di depannya ini ada.
Bodo amat pikir sang siswi.
##
Setelah selesai 'menemani' sang siswi pembuat onar itu menghabiskan makanannya, sang guru pun kemudian menyuruh si siswi untuk mengikuti langkahnya.
Setelah sampai di depan ruangan yang dituju, sang guru pun membuka handle pintu bertuliskan 'ruang bk' tersebut diikuti oleh si siswi yang sedang bertanya-tanya.
"Kenapa kita kesini lagi pak?" Tanya sang murid masih dengan penasarannya.
"Saya sudah bilang bukan bahwa saya akan memberikan kamu hukuman karna sudah makan di jam pelajaran?."
Tanya sang guru sambil menutup pintu ruangan tersebut.
"Maksud anda apa pak... Jangan bilang bahwa Anda ingin...?" Ujar siswi sambil bergidik ngeri membayangkan sesuatu yang iya-iya di pikirannya.
Dengan reflek sang siswi pun menutupkan tangannya menyilang didadanya.
"Maaf ya, tapi kamu jangan berharap sesuatu yang lebih dari saya, karena sudah jelas walaupun saya masih single saya tidak akan mungkin tertarik sama kamu, anak bau kencur." Ucap sang guru sedikit salah tingkah dilihat dari dirinya yang memalingkan wajah kemerahannya dari sang murid.
"Syukur deh kalau bapak sadar umur" ucap Riana dongkol Karena dibilang anak bau kencur.
Ya walaupun dia masih 17 tahun tapi dirinya juga tidak terima kalau dikatakan bau kencur, boro-boro bau kencur minum jamunya saja belum pernah pikirnya.
Sang guru yang diingatkan masalah usianya oleh sang murid lantas langsung sadar bahwa ketertarikannya sedari tadi pada sang murid tidak masuk akal dan tidak pantas untuk dilanjutkan.
'Bodoh! ingat siswi di depanmu ini seumuran dengan adikmu rutuk sang guru.
Yah walaupun pertemuannya secara langsung baru tadi pagi, tapi tak bisa dipungkiri bahwa rasa ketertarikan yang dirasakannya sangat besar pada muridnya ini.
"Kamu jangan berpikir macam-macam terhadap saya,kamu bisa lihat ruangan saya sekarang kan. Berhubung hari ini hari pertama saya menjadi guru BK di sini, jadi saya harus menata beberapa barang dan furniture saya dan sedikit mengubah letak barang-barang disini. Tugas Kamu adalah bantu saya menata dan membersihkan ruangan ini sampai benar-benar bersih."
Ujar sang guru.
Walaupun pagi tadi si siswi aka Riana sudah memasuki ruangan tersebut tetapi dia tak sadar bahwa ruang bk yang dulu sekarang sudah jauh lebih luas.
Jangan ditanya kenapa Riana tau bagaimana kondisi ruangan bk sebelumnya karena memang dirinya sudah seperti langganan keluar-masuk ruangan itu, jadi wajar saja dirinya tau bahkan luas ruangan ini dulunya seberapa atau barang apa saja yang ada didalamnya.
Seingatnya dulu ruangan bk yang sering ia masuki luasnya hanya sekitar 4×5 m dan seingatnya pun tidak ada sofa besar dan halus disini. Ahh dan jangan lupakan ada kamar mandi pula didalamnya. Seperti sekat antara ruangan ini dan ruangan disampingnya dihilangkan.
"Eh ruangan sebelah bukannya ruangan kepsek ya?" Gumam Riana bertanya-tanya sambil menata buku-buku yang ada didalam kardus ke rak-rak buku didepannya.
Tanpa disadari sang murid pun menoleh menatap sang guru yang tengah mengangkat kardus-kardus ke samping nya tersebut.
"Firasat gue, nih orang posisinya lebih dari sekedar guru BK doang deh!" Ucap Riana lirih.
Tok tok tok
Suara ketukan dari arah luar membuat sang guru beranjak dari pekerjaannya dan membukakan pintu itu.
"Assalamualaikum pak adam, ini makanan yang Anda pesan tadi" ternyata ibu kantin lah yang mengetuk pintu tadi sambil membawa makanan ringan dan teh yang mungkin sebelumnya dipesan oleh sang guru.
"Oh.. namanya Adam ternyata."
Ucap Riana yang baru mengetahui nama sang guru BK nya.