Chereads / Troublemaker Sekolah / Chapter 2 - the New One

Chapter 2 - the New One

Sekolah menengah atas, pasti jika semua orang pernah atau sedang berada ditahap itu akan mendeskripsikan bahwa masa itu adalah masa yang tak akan pernah bisa dilupakan.

entah karena masa indah yang mereka dapatkan dari indahnya persahabatan, atau bahkan percintaan.

tapi juga ada saja momen yang menjengkelkan untuk dibahas atau bahkan memalukan untuk dikenang.

sungguh masa yang sangat penuh kenangan.

Tapi entah kenapa sepertinya semua masa-masa yang indah itu tidak bisa dirasakan oleh gadis yang masih melamun diranjangnya saat ini.

jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 tapi dirinya masih enggan untuk beranjak dari ranjangnya.

Riana, gadis itu sebenarnya tau bahwa dirinya pasti akan telat ke sekolah dan pasti nantinya dirinya akan diomeli lagi oleh guru BK dan akan diberikan sanksi lagi,tapi seakan tak memikirkan hal itu ia, Riana masih memikirkan bagaimana perubahan sifat Bayu teman masa kecilnya.

dirinya masih saja sebal dengan Bayu yang dengan teganya meninggalkannya dan memilih kabur dengan ulat Amazon itu sehingga dirinya dengan 'terpaksa' harus mengikuti upacara bendera kemarin.

kan dirinya juga ingin bolos.

Dengan malas-malasan akhirnya Riana pun beranjak dari ranjangnya untuk mandi dan berangkat ke sekolah.

setelah memarkirkan motor matic miliknya akhirnya Riana pun tiba didepan gerbang yang jelas saja sudah dikunci. pasalnya Riana baru saja tiba di sekolahnya itu jam setengah 9.

sungguh sangat rajin bukan.

"pak Sukir tolong bukain gerbangnya dong". pinta Rianakepada satpam yang berjaga di dalam sana.

"kamu lagi neng Riana astaga kamu ini sudah jam setengah 9 loh, alasan apalagi kamu hm". tanya pak satpam tersebut sambil menggeleng keheranan dan membuka gerbangnya.

"hehehe, tadi tiba-tiba ban motor saya masuk angin pak makanya harus dikerokin dulu jadi telat pak saya" jawab Riana sambil cengar-cengir.

pak Sukir si satpam pun hanya bisa geleng-geleng kepala saja menanggapi alasan yang tak jelas dari siswi ajaib itu.

memang Riana sangat suka membuat lelucon kepada satpam sekolahnya itu.

entah kemana sifat judesnya ketika berhadapan dengan pria paruh baya itu.

"yaudah kamu tulis nama kamu di buku absen ini terus ke ruang BK sana," ucap pak satpam sambil menunjuk sebuah buku.

"lho bukannya Bu endah udah pensiun ya pak?." tanya Riana.

Sebenarnya waktu Riana masih berada di kelas 10 dirinya dikenal sangat rajin karena datang lebih awal dari murid-murid yang lain.

Tetapi semuanya berubah ketika Bayu sahabatnya itu sudah tidak mengantar jemputnya.karna itu pula yang membuat Riana menjadi malas datang ke sekolah dan berakibat pada dirinya yang sering telat masuk sekolah.

Sebenarnya bukan karena alasan itu saja Riana berani untuk terlambat atau bahkan bolos sekolah,tetapi karena ia juga sudah mengetahui bahwa guru BK di sekolahnya sudah tua dan pensiun sehingga dirinya lebih leluasa untuk melanggar peraturan sekolah.

Manfaatlah apa yang bisa dimanfaatkan.

"wah ini sih karena kamu telat makanya kamu gak tau nak, Bu endah sekarang sudah ada penggantinya, beliau.. gimana ya njelasnonya agak susah, kamu keruang bk aja biar tau orangnya sendiri deh. awas loh kalo langsung ngacir ke kelas".

"hehe Ok pak, paling cuma dihukum suruh ngadem di perpus" jawab Riana sambil berlalu pergi.

"ada ya siswa yang dihukum tapi seneng, Ra paham aku cah model sekarang." dumel satpam.

setelah sampai di Depan ruang BK dirinya pun dengan sigap mengetuk pintu ruangan tersebut. setelah yang didalam memberikan izin Riana pun masuk.

Deg. seketika Riana merasakan aura dominasi yang kental ketika melihat seorang pria yang sekarang tengah duduk di kursi sambil memperhatikan nya.

"Ah pasti kamu yang bernama Riana ya?" tanya pria tersebut.

pria itu sekarang ini tengah memakai setelan kemeja berwarna biru tua yang digulung sampai siku memperlihatkan otot tangannya yang liat, rahangnya yang kokoh, matanya yang menatap dengan penuh keyakinan, mungkin perkiraan usianya diakhir 20an. tapi entah kenapa dia terlihat sexy?.

"iya pak, ada apa ya pak?" bukan tanpa alasan kenapa Riana menanyakan hal tersebut karena dirinya masih bertanya-tanya perihal kenapa pria ini sudah mengetahui namanya padahal dirinya baru datang.

"kamu bisa duduk dulu" ucap si pria

Dengan tanpa sadar pun si pria pun menyadari bahwa siswi yang ada dihadapannya saat ini masih mengenakan tasnya.

"telat huh" batinnya.

"apa kamu tidak memiliki kendaraan dan dengan terpaksa berjalan ke sekolah dengan jarak rumah yang lumayan jauh ?"tanya si pria.

Dengan bingung Riana pun menjawab

"tidak pak, saya bawa motor kok setiap hari."

si pria pun kembali bertanya.

"oh Ok, kalau begitu apa kamu kesulitan finansial sehingga tidak memiliki ongkos untuk membeli bensin?".

"tidak pak saya punya cukup uang kok".

ini orang kenapa sih kok tanya-tanya hal yang gak masuk akal?. batin Riana

"Apa kamu kekurangan kasih sayang dari orang tuamu sehingga kamu tidak terlalu diperhatikan?". tanya si pria dengan sorot wajah bertanya-tanya tapi tidak mengurangi tingkat ketegasan di wajahnya.

"maaf pak ya tapi dari tadi saya tuh nggak ngeh sama apa yang bapak omongin, lagian orang tua saya sayang banget kok sama saya, mereka bahkan rela buat beliin sesuatu hal yang mewah buat saya ini." jawab Riana agak sebal.

pasalnya menurutnya pertanyaan gurunya ini sungguh sangat tidak masuk akal.

"Saya hanya bertanya-tanya kalau kamu tidak mempunyai masalah dengan semua yang saya tanyakan barusan, lalu kenapa hampir satu bulan kamu selalu telat ke sekolah, hm?". Tanya si guru sambil bersendekap.

"Sh*t pertanyaan jebakan nih," batin Riana.

Belum sempat Riana menjawab, Riana pun sudah diberondongi dengan pertanyaan lagi.

"Saya juga mendengar keluhan dari guru lain tentang sikap kamu waktu upacara bendera Tempo hari." Tambah sang guru BK

"Kalau masalah itu saya gak terima aja pak kalau rambut saya dijambak sama tuh guru." Jawab Riana dengan nada suara turun dua oktaf dari awal dirinya berbicara sambil badan menunduk.

Dirinya yang diberondong pertanyaan juga aura intimidasi dari pria yang berada didepannya ini membuat Riana sedikit takut.

entah kenapa tetapi Sekarang Riana seperti takluk dengan aura intimidasi yang dikeluarkan oleh si guru.

"Saya tau, kamu hanya sedang mengalami krisis identitas saja. Itu umum untuk remaja seperti kamu yang masih mencari jati dirinya". Ucap sang guru sambil mengambil sesuatu di laci meja miliknya.

"Hah? Krisis identitas? Pencarian jati dirinya? Maksudnya apa sih pak ?" Tanya Riana bingung.

"Berikan surat panggilan ini kepada orang tua kamu, besok jam 9 pagi saya tunggu diruangan saya"

"Tapi kenapa pak ?". Tanya Riana was-was memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya perihal surat panggilan tersebut. Mampus.

"Selalu telat hampir satu bulan dan sikap tidak sopan kamu terhadap seorang guru,apa masih belum cukup alasan tersebut untuk memanggil orang tua kamu?". Tanya si pria.

"Tapi papa sama Mama saya kerja pak besok,sibuk mereka ,gimana dong pak?". Ucap Riana mencoba bernegosiasi.

"Kamu bilang kan tadi bahwa orang tuamu saja rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk kesenangan kamu bukan? Kalau memang seperti itu adanya orang tuamu juga pasti akan sangat rela meluangkan waktu berharganya untuk mendengarkan kisah kenakalan anak gadisnya, benar tidak?."

"Tapi pak.." jawab Rianasambil merengek.

"Saya tidak menerima negosiasi dalam bentuk apapun, sekarang silahkan keluar". Perintah si pria.

Setelah Riana si siswi pembuat masalah tersebut keluar dari ruangan tersebut si pria pun bisa bernafas lega.

Pasalnya sedari tadi dia sudah menahan libido yang belakangan ini ia pendam karena kesibukannya.

"Saya harus pergi ke dokter ,jangan sampai karena sudah lama tidak memikirkan seorang wanita tipe saya berubah menjadi gadis kecil, yang demi Tuhan mungkin putingnya saja belum muncul." Gumam si pria yang sedari awal sudah merasakan gejolak batin hanya karna paras dan bentuk tubuh siswinya tadi.