Pagi itu, Han Yiyue menatap datar pada penjelasan guru matematika di depan kelasnya. Entah apa yang tengah bersarang di dalam kepalanya, namun dia tetap duduk manis dan bertindak seolah sedang mendengarkan untaian kalimat yang terlontar dari mulut guru tua tersebut. Lamunanya terpaksa berhenti karena ulah seseorang yang duduk di belakang kursinya. Han Yiyue menatap geram pada penghapus pensil yang mendarat di atas mejanya, meraih dengan segera dan menyimpannya di dalam kolong meja.
Berat hati Han Yiyue memperhatikan papan tulis dan berusaha fokus mengerjakan tugas yang diberikan. Tak lama kemudian sebuah rematan kertas kembali mendarat di atas mejanya, helaan napas kasar diperdengarkan belahan bibir Han Yiyue. Membalikkan badan untuk bertemu tatap dengan pemuda berandalan, murid baru di kelasnya, yang sejak awal begitu sering mengganggu kesehariannya di sekolah.