"Yiyue," bisik He Xi Huan lembut. Ketika tatapan mata mereka bertemu, ia kembali bersuara. "Maafkan aku."
Mendengar suaranya yang lembut Han Yiyue merasa bahwa dia sedang mengalami mimpi yang sesungguhnya. Tatapan mata itu tidak hanya terlihat melunak juga penuh perhatian dan kasih sayang. Memang bukan sesuatu yang baru bagi Han Yiyue, tetapi perasaan bahwa hanya ada dirinya di mata laki-laki itu sangat nyata. Berbeda dengan masa lalu di mana Han Yiyue seakan berdiri di balik bayangan orang lain.
Mimpi ini terlalu nyata dan agak menakutkan, pikir Han Yiyue. Memejamkan mata dan memijat kepala dengan ringan berharap segera bangun. Namun, ketika dia membuka matanya lagi, tidak ada satu hal pun yang berubah. Dia mendesah pasrah, tiba-tiba merasakan perutnya bergejolak tidak nyaman.
"Turunkan aku," katanya tanpa emosi seolah tidak merasa ingin muntah.