Sore itu juga, Han Yiyue ditinggalkan bersama Carla. Dibawa ke apartemen wanita itu dan mengganti pakaian, mempersiapkan diri sebelum mereka pergi ke tempat lain.
Selama proses menyesuaikan pakaian dengan karakternya, Carla tidak pernah lepas pandangan dari wajah kecil Han Yiyue. Ada jejak kecantikan di sana, alih-alih terlihat tampan layaknya remaja laki-laki. Kulitnya putih pucat, kontras dengan rambut hitam bergelombang hampir menyentuh bahu. Manik matanya unik agak abu-abu yang menonjolkan ras campuran. Wajah kecil seperti gadis dengan rahang berbentuk v serta bibir merah kecil berisi. Secara keseluruhan tampak sempurna, belum lagi tubuhnya yang kurus, tetapi cukup tinggi.
Jika saja Han Yiyue adalah perempuan dan lebih dulu ditemukan olehnya bukan He Xi Huan, Carla akan dengan senang hati menjadikan murid tersayang, di mana semua trik akan diajarkan pada Han Yiyue. Meski begitu, ia juga tetap akan mengajari Han Yiyue yang telah menjadi orang He Xi Huan. Semua ini untuk pertemanan dan transaksi mereka.
Carla mempercepat pekerjaannya, tidak lupa mempertegas tahi lalat kecil di sisi kanan bawah mata Han Yiyue. Setelah itu dia mempersiapkan dirinya. Ketika malam tiba, mereka berangkat menggunakan mobil yang telah disediakan oleh He Xi Huan beserta seorang supir tidak biasa, salah satu anggota Fenghuang.
Selama perjalanan Carla memberi beberapa kata untuk diperhatikan oleh Han Yiyue. Satu hal yang paling jelas dikatakan adalah, "Di sana kamu tidak perlu melakukan apa pun. Cukup perhatikan apa yang akan aku beri tahu dan pelajari diam-diam."
Hanya anggukan ringan yang diterima sebagai jawaban, meski begitu Carla cukup puas dengan sikap patuhnya.
Han Yiyue dibawa ke sebuah tempat yang tidak asing, bar yang menyediakan layanan jasa penghibur bagi orang-orang kesepian. Karena ibunya bekerja di daerah distrik lampu merah, hal-hal seperti ini tidak asing bagi Han Yiyue, meski ia tidak pernah menginjakkan kaki karena dilarang. Selain itu, kulitnya yang hitam pekat membuat orang-orang enggan memperhatikannya selain menendang pergi.
Ketika memasuki ruangan gemerlap itu, Han Yiyue tampak sedikit linglung. Tubuhnya membeku di depan pintu, enggan melangkah masuk, tetapi seakan tidak mampu berbalik dan melarikan diri. Untungnya Carla sudah memperhitungkan kejadian ini ketika dia membuat kesepakatan dengan He Xi Huan. Dia mendengar bahwa calon muridnya kemungkinan tidak terlalu akrab terhadap suasana seperti ini.
Dia menepuk punggung Han Yiyue dan menyadarkan bocah itu. Dengan suara rendah berkata, "Masuk. Jangan menghalangi jalan."
Kemudian melangkah masuk lebih dulu. Melihat sosok akrab berjalan di depannya membuat Han Yiyue agak lega dan berusaha mengikuti dalam diam. Matanya sesekali mengedar memperhatikan sekeliling. Suasana bar tidak begitu ramai karena baru saja buka.
Carla memang sengaja membawanya lebih awal agar mereka dapat memperhatikan beberapa femme fatale yang datang. Melangkah menuju bar counter, seorang bartender yang mengenalinya menampilkan senyum tipis dengan mata hangat menyapa. Carla duduk di sana bersama Han Yiyue sambil berbincang ringan sebagai kenalan dengan bartender tadi.
"Murid barumu?" bartender bertanya dengan nada acuh tak acuh, tetapi tidak menyembunyikan ketertarikan di wajah.
Alih-alih memberi jawaban, Carla justru melayangkan peringatan. "Jangan berani memikirkan hal-hal aneh. Bocah ini asuhan bos mafia, aku hanya mengajarinya sementara waktu."
Segera saja sang bartender menarik pandangan dari Han Yiyue yang terlihat tenang. Dia percaya jika Carla tidak akan berbohong. Sebelumnya, setiap kali wanita itu membawa murid baru, dia akan diberi kesempatan 'mencicipi' rasanya.
Mengabaikan perubahan ekspresi bartender, Carla mengalihkan perhatian kepada Han Yiyue yang tenang. Benar saja apa yang dikatakan He Xi Huan bahwa bocah ini agak tidak biasa. Bukannya terkejut dan merasa takut ketika menghadapi situasi seperti ini di tempat yang 'kotor' dan asing, dia asyik-asyik saja menampilkan wajah datar.
Tidak lama kemudian beberapa orang pria memasuki area bar dan segera setelah itu seorang wanita melangkah mendekatinya dengan senyum menggoda, tetapi tidak kehilangan keeleganan dan harga diri.
Carla segera buka suara. "Perhatikan wanita itu. Caranya bertindak dan sikapnya. Femme fatale … ekhem, dan homme fatale bukan pelacur murahan. Mereka tidak menjual tubuh untuk uang ataupun harta benda, tetapi untuk sebuah informasi."
Han Yiyue mengangguk. Sejak mendengarkan pembicaraan antara He Xi Huan dan Carla beberap waktu lalu dia menyadari jika apa yang akan dilakukan tidak jauh dari hal ini. Sebuah keuntungan karena dia dibesarkan dalam lingkungan yang tidak jauh berbeda, meski selalu dalam perlindungan sang ibu. Untuk bisa kembali bersama ibunya, dia harus melewati tahapan ini dan melakukan dengan baik.
Terlepas dari ekspresi tenang di wajahnya, jantung berdetak cepat dan tidak tenang. Jujur saja, dia merasa takut. Kekhawatiran tanpa alasan terus-menerus mengisi hatinya dan keinginan untuk melarikan diri kian besar. Hanya saja, Han Yiyue telah terbiasa menanggung beban, mengatupkan mulut tanpa perlawanan, dan seolah menutup mata terhadap segala macam ketidakadilan.
Suara Carla terus menggema di sisi telinga, mengatakan ini dan itu tanpa henti. Sesekali menunjukkan contoh dari orang-orang di sekitar. Wanita itu meneguk segelas minuman hasil racikan bartender sebelum membawa Han Yiyue kembali.
Mereka segera melaju menuju kediaman Carla untuk mengantarnya pulang. Namun, tanpa disuga, wanita itu masih memiliki beberapa pembelajaran yang ingin diberi kepada Han Yiyue. Pada akhirnya, mereka berdua memasuki apartemen Carla dan membiarkan sang supir menunggu di bawah.
"Kamu sudah mempelajarinya bukan?" Carla segera bertanya sesaat setelah tiba di ruangan yang akrab.
"Ya," jawab Han Yiyue singkat. Dia melihat manik mata Carla yang agak merah terlihat sedikit mabuk.
"Duduk!"
Perintah itu datang begitu saja dengan suara tegas, membuat Han Yiyue menurut sesegera mungkin. Ketika duduk di sofa, Carla pergi ke kamarnya dan mengambil sesuatu, menyerahkan kepada Han Yiyue.
Wajah bingung dengan manik mata dipenuhi pertanyaan. Han Yiyue bersuara ringan ketika bertanya, "Ini … maksudnya?"
"Buka saja dan tonton beberapa video. Itu adalah kelanjutan dari kegiatan para femme fatale."
Han Yiyue menurut, membuka salah satu video dan memutarnya. Melihat apa yang tengah terjadi di layar tablet, matanya melebar dan kilasan rasa malu menyentuh pipi. Manik mata terlihat sayu serta berusaha menghindar.
"Jangan berhenti menontonnya. Dengarkan dan pahami situasi, meskipun tubuh mereka melakukan hal-hal tidak bermoral, tapi percakapan serius tetap berjalan. Kamu hanya perlu mengendalikan situasi."
Penjelasan Carla tidak begitu diperhatikan, itu seperti suara yang masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Fokusnya pada apa yang dilakukan dua manusia beda jenis. Bagaimanapun, Han Yiyue bukan lagi seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Bahkan jika pengetahuannya kuran, tubuh remaja yang berkembang tidak bisa berbohong. Itu mulai bereaksi ringan.
Perasaan tidak nyaman secara bertahap memenuhi bagian bawahnya, manik mata abu-abu mulai berair dan sayu, bulu mata terkulai lemah.
Carla yang sedikit mabuk mulai kehilangan kewarasan. Dia berbalik melihat Han Yiyue dan tanpa sadar terbawa arus ekspresi halus di wajah bocah itu. Seakan kehilangan akal mengulurkan tangan untuk menarik wajah kecil Han Yiyue dan berniat melayangkan ciuman. Menjadi yang pertama bagi bocah menawan itu tampaknya cukup menggiurkan.