"Ano, Akari-san, Izinkan aku ... untuk bekerja di kedai ini membantumu."
"Eh, tapi ...."
"Walaupun kalian (pak Hikari dan bu Akari) tidak membayarku, aku tidak masalah, aku tidak meminta imbalan. Aku hanya bekerja untuk membalas budi setidaknya bisa seminggu atau sebulan sekalian mendapatkan pengalaman kerja di sini."
Akari pun tersentuh mendengar perkataan dari anak laki-laki pindahan yang menyewa apartemen milik suaminya itu, dan saking tak kuasanya, suasana haru menyelimuti hati Akari dan membuatnya berkaca-kaca. Akari masih teringat perilaku anaknya, mengapa anak yang dibesarkannya itu tidak bisa seperti anak pindahan ini? Apakah kepergiannya itu adalah gantinya untuk anak ini?