'Aku takut ... aku takut ... aku takut hal yang buruk yang kukhawatirkan itu terjadi.'
'Hari itu ... aku memutuskan untuk bersekolah setelah kurang lebih 2 minggu lamanya aku tidak menampakkan diri, aku memang gadis rapuh. Namun, hatiku ini berteriak ingin melakukan yang terbaik.'
'Kabarnya, ada anak pindahan di kelas itu, seperti apa dia? Apakah dia anak orang elit? Tentu saja zaman sudah canggih dan info yang kudapat ini dari smartphone yang setiap hari aku genggam.'
'Dia cowok pindahan dari Tokyo, meskipun dia tidak menyebutkan asal sekolahnya dan alasan pribadinya untuk apa kemari?'
'Mungkinkah dia ...?'
'Tapi, sepertinya itu bukan dia!' apa yang membuat diri ini menjadi tidak percaya diri?
....
'Kulihat perkembangannya dulu selama seminggu ini!' itu adalah suara hati seorang gadis yang telah mengurung dirinya selama beberapa hari di ruangan kecil ukuran 3 x 4 meter saja.
Beberapa hari setelah dia mengunci di ruangan itu sejenak, dengan beralaskan kasur dan sebuah jendela yang menutupinya hingga menyentuh lantai itu.
'Aku sudah memutuskannya! Aku akan berangkat esok hari.' Dia masih memiliki semangat juang untuk ke tempat itu.
Namun, tidak ada yang menyangka kalau pembulian itu terus berlanjut.
'Dan ... itu menjadi hari terburukku.'
________
Setidaknya, tepat sebulan dirinya bersekolah di musim semi, dia masih ingin memiliki kenangan yang baik. Awalnya, dia berjalan pelan dengan langkah gugupnya, mengendap-ngendap dari kejauhan, dari balik dinding menatap dengan ragu pintu gerbang itu.
Puluhan orang dalam kisaran waktu satu jam sudah mulai mendatangi tempat itu.
Dia masih bergetar untuk melangkahkan kakinya tapi, dia memiliki semangat juang untuk memulai dirinya berkativitas kembali.
Meski dia rasa itu bukan pilihan yang tepat dan tidak menutup kemungkinan kalau dia akan diperlakukan buruk lagi tapi, semangat dari dalam hatinya belum bisa digoyahkan oleh siapa pun.
'Jika itu terjadi, kali ini aku harus melawannya!' itulah perkataan semangat yang dia busungkan dalam dada.
Dia ingin mewujudkan impiannya.
Ini adalah tahun ke-dua yang begitu berat!
****
'Saat itu kupikir sudah usai, rupanya belum sempat aku sampai ke ruangan itu, kedua orang pemalak tiba dari arah belakangku, membungkamku, dan dia mengancamku.'
'Siapa gadis yang tidak kaget diperlakukan sekeras itu?'
'Tentu saja hatiku ini tidak kuat!' lama-lama gadis itu kena serangan mental karena terus menerus diserang.
Tapi, dia tidak ingin selamanya seperti ini.
Pasti, pasti, dan pasti, ada seseorang yang peduli ....
'Setidaknya ada seseorang yang peduli padaku di kelas itu.'
'Aku mengharapkannya, siapa pun orang itu.'
'Aku ingin berubah, untuk lebih berani mengungkapkan sesuatu.'
'Aku sudah tidak tahan terus menerus di sakiti, dan menahan rasa sakit ini.'
....
Di saat sang gadis itu merasa sudah kehilangan harapannya tapi setidaknya dia ingin dirinya bertahan dari bahaya, gadis itu menyerukan suaranya, dia berteriak sekencang-kencangnya.
"HEEEEELLPPP!!!"
'Setidaknya ... itu yang bisa kulakukan.'
'Adakah orang yang bersedia menghampiri diriku yang telah rapuh ini?'
Karena dia merasa tidak ada seorang pun yang menghampirinya, dia menjadi begitu murung dan gelisah, dia pikir sudah tidak memiliki harapan lagi di dunia ini.
Tapi, siapa sangka!?
'Itu ...!!'
'Kedatangannya membuatku terkejut!'
'Seorang anak pindahan yang berasal dari Tokyo, dengan gagahnya bertarung melawan mereka untuk menyelamatkanku.'
'Tapi, dia pun tumbang!'
'Andaikan aku bisa memanggil namanya waktu itu, Yoshimura.'
'Dia memberiku secercah harapan namun, aku mencelakakan dirinya.'
'Andaikan Tuhan masih memberikan diriku kesempatan, untuk mengatakan rasa terima kasihku padanya, aku ingin membalas kebaikannya ....'
'Dia yang telah menyelamatkan hidupku.'
****
'Aku ingin ikut serta mengantarkannya ke rumah sakit! Aku berharap dia akan membuka matanya lagi.'
'Namun, selain sekolah ini terasa tidak adil bagiku ... orang-orang di sini sangat tegas dan menginterogasiku.'
'Sudah kubilang, aku tidak bersalah!'
'Aku pun jujur, dan tidak mau disalah-salahkan!'
'Kenapa hanya aku yang diberikan ceramah? Bukan mereka yang telah menyakitiku? Apa karena salah satu dari mereka adalah cucu dari seorang atasan di sekolah ini?'
'Untungnya masih ada seorang guru yang baik hati yang mengizinkanku pergi untuk menemuinya.'
'Aku bertanggung jawab penuh atas semua kekacauan ini!'
________
To be Continued.