Kiano yang begitu menikmati suasana di ranjang apatemen dengan meremas dua gunung kembar itu sudah mengeluarkan banyak cairan putih hingga meluber dari mulut perempuan itu.
Bersama dengan apa yang menjadikan perempuan itu merasakan kesakitan juga pada kekerasan Kiano sama sekali tak dipedulikan bahkan disaat sudah begitu laki laki itu memilihkan untuk memasukkan batangnya ke arah Kinara.
Rasa yang mencuat semakin menjadi jadi mengambilkan Kiano terus saja menjadi sesuatu dengan begitu menyenangkan hati, mereka yang bersetubuh itu telah diambilkan dia benar benar tidak bisa berpaling lagi dan bahkan sekarang mulut Kiano menjelajah di bulu halus nan hitam pekat.
"Ah, geli mas. Geli banget jangan di situ."
"Sudah a a a ah, enak banget ini."