Terpaku sebuah pekara mengingatkan masa lalu telah menjadikan Kiano benar benar cukup begitu kesulitan jika dia sangat tak bisa melupa akan apa yang ada.
Masa lalu yang jauh lebih banyak penderitaan membuatkan dirinya pun menjadi teringat akan sebuah usaha mamanya yang terus saja melindungi dan melindungi dengan keras sikap maupun juga tindakan dari papa Abimanyu.
Air mata yang sempat terjatuh sekali itu kembali meneteskan lagi bahkan diantaranya sekarang dia tidak bisa melakukan apa apa selain menyesali tindakan dirinya sendiri, dia pun juga teringat bahwa mengenai kepergian sang mama dia telah bersikap dingin dan bahkan tidak mau mengurus maupun melihat walau sebentar.
Menuju ke sebuah makam TPU Cengkar di mana tempat istirahat sang mama telah menjadikan Kiano menuju ke sana seakan hatinya cukup menyesal dengan apa yang pernah dirinya lakukan kepada mamanya, ketika sudah berada di depan tanah yang bergunduk itu dia terjatuh.