Bening sangat begitu merindukan sosok laki laki yang cukup begitu nyaman.
Dia semula cukup begitu kesusahan dalam menghubungi dan sekalinya didapatkan lagi malah justru adanya diterima telah membuatkan jujur.
Perempuan tersebut cukup begitu ingin bertemu namun mengingat sekarang dia sangat kelelahan maupun juga rasa lemas memilihkan untuk bertemu tapi adanya Banyu justru tidak mau terjadi apa apa kepada dirinya.
Semuanya diambilkan rasa kecewa namun karena sebuah permintaan dari orang yang membawa kenyamanan akhirnya dipilihkan untuk mengikut.
Panggilan itu pun berakhir dan pembantu rumah tangganya mengetuk pintu tentu membuatkan dia waspada sendiri.
"(Aku tidak mau kalau aku sedang teleponan sama Banyu atau pun Tirta nanti ya yang ada justru malah bibi kecpolsan, huhhh untung saja panggilan sudah berakhir.)"
'Tok, tok, tok.'
"Siapa?"
"Ini bibi, nyonya. Boleh bibi masuk?"
"Iya, silakan."