Masih membuatkan Bening masuk ke dalam kamar mengarah akan beberapa diantaranya terpikirkan Tirta.
Seorang pria yang cukup begitu tinggi maupun berwawasan sangat luas, dia terus saja tak bisa berhaluan dengan lelaki lain.
Dalam hatinya cukup begitu tak sabar jika mengenai ini ingin segera dipinang dan diantara lain jelas mengenai perpisahan terlebih dahulu.
"Aku sangat begitu enggak sabar dengan apa yang ada, ya dari perpisahan dengan Bara dan memperlangsungkan pernikahan dengan Tirta. Ya itu pasti surga sesungguhnya, he he."
Dia yang sedang berbicara sendiri sama sekali tak mendengar bahwa di luar pembantu rumah tangganya berulang kali mengetuk pintu.
Dan barulah sadar ketika dia sejenak terdiam, tak seberapa lama yang ada telah mempersilakan masuk.
Pembantu pun masuk ke dalam dan diminta untuk segera duduk di ranjang lalu memijit.
Tak ada sebuah kawan berbicara serius tentu Bening telah mencoba untuk mengadu ke pembantu itu.