Sower telah menyala dari yang paling pelan hingga cukup deras.
Hati yang semula begitu kaku dalam pemaksaan kini telah berusaha semaksimal mungkin untuk dibentuk.
Bening pun menikmati tangisan maupun juga setiap air yang tercurah di wajahnya.
Dia sama sekali tak bisa mengikuti arus dan yang didalam diri hanya sebuah keharusan.
Tidak ingin terlalu larut dia sangat sadar bahwa tubuhnya juga begitu membutuhkan kehangatan.
Usai mandi dan keramas, Bening pun membuka pintu kamar lalu mencari bodyguard baru yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
"Banyu. Banyu!"
"Iya, Bening? Syukurlah kamu membuka pintu, oh ya kamu mau makan malam sama apa?"
"Enggak."
"Terus kamu mau apa?"
"Aku merasa kelelahan, ya aku minta kamu cari si bibi buat pijat dan urut aku."
"Iya."
Bening pun kembali masuk ke dalam tanpa menguncinya, dia merasa tubuhnya cukup begitu kelelahan.