Murkanya seorang dengan sifat keras maupun kasar tentu semua menjadikan beberapa arah.
Bening sama sekali tak peduli dengan kemarahan laki laki itu, tetapi dia juga tidak bisa untuk berpikir yang lain.
Sebuah perkara mengenai bantingan ponsel oleh Bara dan diambil lagi oleh Bening tentu membuat kedua orang sama sama terdiam.
"Nangis saja terus, terserah mau kapan nangis saja terus. Setiap masalah selalu saja jawabannya tidak ada penyelesaian malah yang ada menangis saja."
Sifat Bara yang jelas telah berbeda dengan Tirta tentu membuat Bening terpaku terdiam.
Beberapa pengalihan dengan perjalanan yang masih cukup jauh telah terselakan adanya panggilan telepon.
Telepon terangkatkan oleh Bara, tetapi Bening pun sama sekali tidak mau tahu akan itu. Dia yang mencoba menyalakan telepon tentunya tidak ingin kehilangan kontak orang dicintai.