Membawa pergi akan perasaan yang menggantung tentunya membuat Bening sangat begitu kesal.
Sebuah niat hatinya itu telah mengarah kepada Bara yang datang disaat waktu tak tepat.
Beberapa perolehan sekarang telah disengaja mengikut suami, meski sebuah pekara datang justru membuat Bening terlewatkan sebuah momen.
Momen penting itu pergi begitu saja dan bahkan sekarang hadirnya kendaraan yang ditumpani malah mengarah pada kecepatan.
"Bara, jangan cepat cepat bisa enggak sih? Aku itu takut."
"Sudah diam saja, enggak akan mungkin kita celaka."
Pemikiran jahat pun telah membawakan dia sama sekali tidak ingin semakin jauh dari kota.
Beberapa pengalihan akan apa yang ada ternyata telah berhenti di sebuah rumah makan.
Dengan sebuah pemaksaan kembali Bara telah meminta Bening untuk segera masuk ke dalam.
"Buruan turun, tapi benahi dulu baju kamu. Pakai baju kok miring."
"Iya, iya. Ada apa sih?"
