Semua yang tidak tahu dan cukup sulit untuk dikendalikan membuat Bening menyerah maupun memilihkan turun dari mobil.
Sang suami yang juga meminta turun dan tidak mau apabila mengenai ribut semakin lama dapat mempengaruhi orang tuanya.
"Sumpah punya suami sama sekali enggak bermutu, aku sangat bingung menghadapi laki laki seperti itu. Satu lagi, eh aku harus ke rumah sakit di mana terakhir bertemu dengan Tirta."
Dia yang berjalan sembari mencari taxi belum juga mendapatkan akan apa adanya.
Perasaan sudah menggrundel dan bahkan juga mengarah ingin menendang sebuah benda terdekatnya.
Tiba tiba saja tanpa diketahui malah dari belakang membuatkan Bening mendapat sebuah bunyi klakson di belakang.
Mulanya sangat kesal dan bahkan juga diantaranya telah melihat itu adalah orang yang hendak dituju.
"Tirta!"
"Mau ke mana?"
"Nyari kamu!"
"Hah, apa? Buruan masuk!"