Di rumah sakit yang hanya menjadikan mereka berdua saja di sana membuatkan Bening masih cukup takut apabila mengenai dirinya terlibat dengan kekasihnya lalu jalanan rahasia terbongkarkan akan menyeretnya dalam pekara dengan papa Leo terkenal cukup keras dengan siapa saja termasuk kepada anak perempuan, sementara Bara sudah di dalam tahanan terus saja memberontak bahwa dia tidak terima akan dilakukan orang dianggapnya lemah kali ini justru adanya dengan Tirta malah sebaliknya.
Di tahanan dirinya terus menerus tentu saja tidak tingal diam dan selalu saja membuat ulah bahkan hingga hadirnya sipir penjaga dibuatkan sangat kelelahan akan upaya dirinya melawan maupun bertingkah kurang ajar, sikap Bara itu sama dengan namanya yang tak ada padamnya untuk melakukan jalanan melarikan diri dan lain cukup membahayakan itu.
Kembali disisi Bening yang tidak cukup tenang dirinya yang sedang menyantap buah naga tiba saja batuk dan membuat Tirta langsung sigap mengambilkan minum, laki-laki itu juga berjanji untuk selalu ada di samping dan apapun kondisinya tidak ingin mengulangi kesalahan lagi karena jika demikian bos besarnya akan menuntun kerugian dalam pemberian untuk pengobatan bertahun-tahun dan jelas ia tidak mungkin memiliki uang sebegitu banyak jumlahnya.
"Kamu itu minta aku untuk tenang, tapi aku lihat kamu sendiri yang tidak tenang. Ada apa sih?"
"Enggak papa cuman capek saja, kamu masih mau makan lagi? Ya aku iriskan untuk kamu."
"Sudah kamu itu enggak usah berlebihan enggak papa sama aku, sekarang kamu cerita. Sebenarnya ada apa?"
"Sekarang yang paling penting kamu sehat dulu, tapi ini sudah baik kan?"
"Kamu mau ke mana?"
"Istirahat, enggak lihat itu jam berapa?"
"He he he iya, ya sudah sekarang kita istirahat."
Seisi ruangan itu hanya mereka yang menjadikan sama-sama namun berbeda tempat, perempuan itu menatap dengan bola mata besarnya jika seorang laki-laki dianggapnya sangat resek justru mulia di depannya dan jelas berbanding arah akan kekasihnya yang dulunya sempat dipujinya selalu maupun dilebih-lebihkan selalu diantaranya.
Bersama dalam menghendaki waktu dirinya pun mengangkat infus lalu berjalan menuju ke sang bodyguard lalu memberikan sebuah sentuhan di arah rambutnya, rasa hati sangat mengucapkan banyak terima kasih karena berkat mengenai selama ada dirinya benar mengerahkan perlindungan yang sangat tak diragukan dan bahkan sampai sekarang dia justru menyerahkan nyawanya juga.
"Lah kamu kok enggak tidur?"
"Aku belum bisa tidur sekarang, kamu enggak istirahat juga memangnya?"
"Aku terbangun, ya sekarang yang paling penting kamu harus tidur juga. Aku akan mencoba menidurkan kamu."
"Dengan cara apa?"
"Sudah sekarang kamu rebahan dulu dan kamu harus tenang pokoknya ya."
Perempuan itu pun kali ini sudah benar dibuatkan terbaring cukup tenang hingga hadirnya sekarang yang dilakukan adalah mengenai Tirta memberikan sebuah video dimana dia sudah siapkan yang mengarahkan cara menjadi seorang ibu maupun istri, tapi siapa sangka jika melihat itu membuatnya malah berurai air mata.
Bodyguard hanya menjadikan sangat bingung apa yang membuatkan air mata itu justru terjatuh tetapi meskipun begitu ia yang tdiak tegaan akhirnya berusaha untuk menghapuskan dan meminta Bening untuk lebih kuat dibandingkan sebelumnya, laki-laki itu pun juga memberitahu bahwa dirinya berusaha mencari calon yang diamanahkan orang tuanya dan mengenai ini tak seperti biasanya Bening justru sangat dibuatkan cemburu.
Terpendamnya rasa cemburu membuatkan dimana ia sejati lebih tidak ingin dilihatkan ke orang di depannya hingga bahkan tiba saja sangat ingin menindakkan meminta ganti video itu dan Tirta juga jelas-jelas tak mau tinggal diam dan mencoba merekomendasikan film yang sangat tidak bosan-bosan dirinya tonton, awalnya mereka berdua menonton cukup antusias namun berhubung mengantarkan durasi film tiga jam lamanya akhirnya baru juga satu setengah jam mereka justru tertidur bersama hingga fajar hari.
Suster yang mengantarkan sarapan pagi maupun juga suster mengecek tekanan darah Bening membuat terus berdehem kepada pasangan kedua itu dan malah beranggapan cukup romantis dibandingkan pasangan lainnya karena terlihat jelas bahwa tangan keduanya tertumpang tindih di atas perut perempuan tengah mengandung itu, tapi bersama dengan tersebut ketika Tirta terbangun dari bersin membuat boss killer justru terbangun dan dibuatkan cukup terkejut adanya.
"Memang luar biasa hebat kalian, pasangan suami istri cukup romantis dan bahkan membuatkan kita ngiri. Iya enggak?"
"Benar itu, ya sudah sekarang yang paling penting kita jangan mengganggu."
"Benar, ya sudah kita pergi saja."
"He he."
Kepergian dua suster telah terdengar jelas pada dua sejoli itu hingga yang ada Bening salah tingkah membuat pura-pura untuk bermain ponsel berulang kali meski sejatinya hanya menggeser layar nyala dan mati. Sedangkan Tirta yang mengetahui hanya mengarahkan mencoba menghubunginya secara iseng.
"Apaan sih kamu? Orang di depan juga telepon adanya."
"Memang aku enggak tahu apa kalau kamu itu salah tingkah, ya cuman geser sana geser sini aja itu jari padahal juga enggak ada pesan atau apapun juga. Iya kan, ngaku deh?"
"Yang ada itu kamu malah salting juga bukan aku doang, lagian kita kan bukan pasangan tapi ya entah deh kalau jodoh."
"Memang mau jodoh sama si resek? Lah kan kata kamu aku ini bodyguard resek, ya kali sama si killer langsung blenger gitu."
"Memang aku mabukkan apa kok blenger? Dasar dari dulu gak pernah waras."
"Ya karena reseknya itu tergila-gila ka—"
Ungkapan belum selesai itu tiba saja datang seorang dokter ingin memeriksakan kondisi Bening hingga hadirnya malah seakan penghalang isengnya mereka berdua tetapi mau tak mau itu adalah pemeriksaan yang sama sekali tak bisa dihindarkan, Bening pun ingin ditemani laki-laki itu dalam melakukan pemeriksaan kandungan dan tentu saja Tirta belum tahu alat tersebut dan kali pertamanya dia melihat ruangan cukup gelap di perut perempuan itu.
Tirta yang berasal dari pria desa hanya kebingungan dimana letak janin itu hingga arahan terlihat seperti goa utarakannya, tetapi sementara Bening hanya menepukkan sebuah jidat bingung bagaimana menjelaskan kepada sang bodyguardnya yang telah cukup memalukan namun justru menggerakkan sangat geram dimana saja adanya.
"Dok, maaf mau tanya."
"Tanya apa ya, pak? Ya barang kali bisa saya bantu adanya."
"Kok di perut istri saya kayak goa gelap gulita begitu dan mana anak saya?"
"(Ya ampun ini anak benar-benar polos atau memang otaknya yang kopong sih? Aku selalu saja dibuat gregetan sendiri, sampai ingin aku cakar aja itu orang. Sumpah ngeselin banget, kalau enggak aku sayang dan cinta udah habis kamu Tirta hih pengen tak hih buruan deh kalau udah keluar dari rumah sakit sekarang ini. Dasar bodyguard resek, dasar kampret!)"