Chereads / My Destiny / Chapter 19 - Bab 18

Chapter 19 - Bab 18

Hari-hari lae tampak sedikit berbeda,fio yang selalu memberi dukungan dan perhatian mulai membuka hatinya,saat fio bekerja lea terkadang datang dan memberi semangat,cris dan anggota nya juga terkadang memberi cibiran atas kemesraan dua orang itu.

b Sudah dua bulan lea dan fio menjalin hubungan,hari itu fio mengajak lea untuk datang berkunjung menemui keluarga nya dan lea meng ia kan niat fio itu,malam itu fio datang menjemput lea dan berpamitan ke bu rena.

Makan malam di hadiri ibu dan ayah fio juga dua orang adik perempuan fio yang sudah tampak dewasa.

"Mah pa ini pacar fio" fio memperkenalkan lea sebagaj pacar nya.

"Lea naya tante om "sambil menyalam kedua orang tua itu.

"Selamat datang di rumah kami yang sederhana lea" sambut ibu fio yang tampak hangat.

"Ini salma dan Cintia" ayah fio memperkenalkan kedua putri nya.

"Haii "l ea meyalami ke dua adik fio dengan senyum manis nya

"Haii kak" jawab salma ketika menyalam lea.

Semua tampak bahagia malam itu,makan malam yang di sediakan pun sangat lezat,ibu fio jago dalam hal memasak.

Banyak.hal yang mereka bahas sampai waktu tak terasa sudah pukul sepuluh malam,saat nya lea berpamitan pulang.

Sepulangnya dari rumah fio,lea bercerita ke bu rena bagai mana keluarga fio.

Lea menjelaskan keluarga fio sangat hangat dan sederhana.

Bu rena tampak bahagia dengan cerita gadis nya itu.

Malam itu lea tersenyum lebar sebelum tidur,dia membayangkan betapa hangatnya keluarga fio memyambut nya.

Setelah perjumpaan itu lea sering mengirim hadiah untuk adik fio walaupun fio menolak nya.

Lea ingin menunjukkan perhatian nya kepada keluarga fio,ingin lebih dekat lagi.

Hari-hari bahagi itu akan kembali membingungkan saat itu,setelah beberapa bulan kemudian ada hal yang membuat kening lea mengerut dan marah.

"Mobil siapa mang?" lea bertanya pada mamang yang tersenyum saat lea turun dari motornya.

"Non lihat sendiri deh" mamang tersenyum pada lea.

"Mami lea pulang "lea berteriak sambil melepaskan sepatu dan melempar ransel nya ke sofa.

"Haii lea"

Lea tidak asing dengan suara itu,tapi dia mencoba tenang mungkin itu hanya mirip,sesaat lea mengangkat kepala nya di mendapati Bimo orang yang hilang entah kemana duduk di sebelah bu rena tersenyum kepada nya.

Nyeri yang lama sudah hilang itu kemudian terasa lagi,

"Nihh bi bawa oleh-oleh sayang" bu rena memperlihatkan beberapa kantong oleh-oleh yang di bawa bi.

"Lea capek mi lea ke atas dulu" lea segera naik mamasuki kamar nya dan mengunci pintu agar tidak ada yang masuk.

Lea menuju ke kamar mandi membasahi tubuh nya,air matanya yang sudah lama tidak terjatuh harus jatuh lagi.

"Saat aku berusaha dan bisa lupa,aku coba membuka hati,kenapa dia datang lagi "lea bertanya entah pada siapa,dia sedih bi hadir

Seolah tak merasa bersalah.

Hampir satu jam lea di kamar mandi dia berusaha menenangkan diri.

Saat keluar lea mendengar suara ketukan di pintu kamar nya.

Lea yang membuka sedikit pintu nya melihat sosok bi di sana.

"Aku capek aku mau istirahat "lea berkata singkat lalu hendak menutup pintu kamar nya kemudian bi menahan pintu itu.

"Tunggu lea apa kamu ga rindu sama aku?

Rindu Apa yang sedang di bicarakan laki-laki ini pikir lea,dia yang pergi kemudian bertanya tentang rindu.

"Aku capek "lea menutup pintu nya kasar.

Malam itu lea sangat susah terpejam,pikiran dan amarah nya masih menghantui.

Bagaimana dengan fio bagaimana jika perasaan ku pada  nya sedikit demi sedikit akan hilang.

Entahlah lea berbicara pada diri nya sendiri tak terasa pukul delapan pagi

Alaram nya berbunyi keras,membuatnya bangun dan bersiap untuk kerja.

"Mami "

"Pagi sayang,gimana tidur nya?".

"Gak enak mi.."

"Kenapa kamu mikirin aku?" bi bertanya sambil berjalan menuju meja makan.

"Mi lea berangkat dulu ya" lea mencium pipi bu rena dan menuju pintu utama meninggalkan Bu rena dan bi yang menatap punggung lea yang masih tampak tak terima dengan kehadiran bi di sana.

Lea bersiap dengan motor nya melaju di jalanan pagi yang sedikit licin karna gerimis malam tadi.

Pikiran lea terus di hantui bayangan bi,apapun yang di lakukan nya semua membuatnya mengingat bi,apa lagi pagi ini dia melihat bi lagi.

Pikiran yang berkecamuk membuat lea sedikit tidak bersemangat,

"Pagii" fio memeluk lea dari belakang.

"Pagi "lea menjawab singkat.

"Kamu belum sarapan? "fio bertanya seolah tau.

"Belum temanin aku sarapan dulu yuk "lea mengajak fio

Untung nya cafetaria LNstyle buka mulai pukul 7 jadi lea masih bisa sarapan di pagi hari.

Lea memesan beberapa roti untuk nya,sedangkan fio dengan kopi pahit nya.

Setelah selesai dengan sarapan mereka bergegas naik untuk bekerja.sebelum lea masuk ke dalam kantor nya fio bertanya

"Lea apa aku sudah ada di hati mu?".

"Ha? "lea kemudian tersenyum kemudian masuk ke dalam ruangan nya dia tidak menjawab pertanyaan fio.

Pertanyaan fio barusan membuat lea semakin merasa bersalah,jelas-jelas hati nya masih untuk bi laki-laki yang sudah menghancurkan hatinya lalu datang tampa rasa malu.

Hari itu semua tampak sibuk,lea membantu beberapa make up model untuk membuang jenuh di pikirannya,dering handphone nya menghentikan pekerjaannya,nomor tidak di kenal kemudian lea mengangkat nya.

"Hallo "lea memulai pembicaraaan.

"Apa kabar lea?" suara bi terdengar di seberang.

"Baik"

"Apa hari ini ada waktu? "hari ini aku sedikit sibuk banyak kerjaan yang harus aku selesaikan.

"Baik lah,besok aku telepon lagi".

"Gak usah,aku gak mau ketemu lagi,jalani saja hidup mu"lea kemudian memgkahiri pembicaraan itu.

Cris yang melihat dari raut wajah lea yang tampak marah dan sedih datang menghampiri.

"Siapa yanng menelepon? Kenapa wajah mu begitu marah?".

"Ah  bukan siapa-siap hanya orang salah sambung"

"Kamu yakin?" cris seolah tau lea berbohong.

"Ahh sudahlah cris sana lanjut kerjaan mu lagi" lea mendorong cris pelan agar kembali bekerja.

Jam makan siang sudah tiba,fio menuju ruangan lea untuk mengajaknya makan siang bersama.

"Lea makan siang yok".

"Aku sedikit bosan menu di cafe "lea berkata singkat.

"Mau makan di luar? "fio bertanya.

"Boleh"

"Yaudah ayok"

Fio mengendarai motor lea saat menuju ke restoran,saat diperjalanan di tatapnya lekat punggung fio orang yang selalu menunggu hati nya,tapi kini hati nya semakin tidak menentu.

Tangan lea melingkar bagian tubuh fio,memeluknya lalu menyandarkan kepalanya di punggung laki-laki tampan itu.

Mereka memesan beberapa menu andalan cafe itu,lea menyantap nya dengan lahap begitu pula dengan fio yang tampak bahagia.

"Boleh aku bertanya? "fio membuka pembicaraan.

"Tanya aja "lea memberi ruang untuk fio bertanya.

"Mm  apa aku sudah ada di hati mu? "fio bertanya sambil tersenyum.

"Sedikit lagi itu bukan hal mudah fio"lea menjelaskan.

"Baiklah jadi aku harus berusaha lagi bukan?"

"Ia maaf aku membuat mu menunggu lama" lea sedikit tertunduk.

"Tidak apa-apa semua orang bisa menunggu,tapi ingat untuk datang atau beritahu dia kalau kamu tidak bisa datang "fio tertawa.

"Hahaha"tawa lea tampak garing kata-kata fio menghujam jantungnya seolah fio tau perasaan lea yang tidak akan berubah.

Setelah makan siang mereka kembali ke kantor,hari itu berlalu dengan cepat lea yang sibuk membuatnya lupa akan semua kesedihan nya sementara waktu.

Lea yang sedang libur,menghabiskan waktu di rumah membersihkan motor kesayangannya,mamang yang melihat majikannya itu hanya tersenyum sesekali menggangu lea yang sedang asik.

"Lea.."

"Ia mi"l ea menoleh ke arah suara itu.

"Empat hari lagi kamu ulang tahun sayang,kamu gak punya rencana untuk membuat pesta ulang tahun sederhana?"

"Lea udah lama gak pernah buat acara mi,menurut mami gimana?"

"Yahh kalau anak gadis mami mau biar mami reservasi gedung buat kamu sama kawan-kawan kamu"

"Aa ...ide mami boleh juga tu" lea menyetujui saran dari bu rena yang tampak bahagia.

"Nanti mami pesan kue yang besar buat kamu dan kawan-kawan jelas bu rena.

"Mami gak ikut?"

"Gak usah lah,itu acara anak muda mami cuma mau decorasi aja "bu rena tersenyum ke arah lea yang sudah setengah basah karna cipratan dari air yang di gunakan membersihkan motor nya.

"Sayang boleh mami tanya sesuatu?"

"Apa mi?"

"Kamu udah bicara sama bimo?"

"Soal apa mi"

"Alasan kenapa dia pergi tiba-tiba tanpa ada kabar" bu rena sedikit takut gadis nya akan marah atau akan sedih saat nama itu di sebut kembali.

"Belum mi,lea sibuk terus jadi lea gak ada waktu "lea menjelaskan dengan nada yang sedikit ketus seakan ada luka dan amarah di sana.

"Kalau mami boleh kasih saran,temuilah dia bicara baik-baik dia juga pernah jadi teman kamu,tanya apa masalah yang sedang di alaminya"bu rena menurunkan nada suara nya seakan sudah tau hal buruk apa yang membuat bi pergi.

"Biarlah dia yang datang mi" lea menjawab singkat kemudian melanjutkan pekerjaan bersih-bersihnya.

Setelah berberes lea mandi dan duduk di balkon rumahnya,menatap beberapa perumahan mewah di sana yang sudah lama tidak di lihatnya,secangkir coklat dingin  menemaninya di siang yang tampak terik itu untunglah balkon kamar lea terlindungi dari sinar matahari yang terik.

Music yang renyah di telinga membuat mata lea sesekali terpejam dan mengikuti bait-baik lirik lagu itu.

"Boleh aku duduk".

Lea mengejang mendengar suara itu,membuka mata nya betapa terkejutnya dia melihat bi sudah mengambil posisi di kursi kosong di selah kanan lea.

"Bagaimana kabar mu?" lea memulai pembicaraan walau sedikit kikuk.

"Baik lea" menjawab singkat sambil menatap lurus ke depan.

"Haa..  lega mendengar kabar mu baik" lea menarik nafas panjang.

"Bagaimana dengan mu?" bi bertanya dan melihat ke arah lea yang memegang cangkir berisi coklat dingin itu.

"Aku pun baik "lea tersenyum dan menyesap minuman nya

Beberapa saat suasana hening,lea dengan lamunan dan tanda tanya nya,bagaiman mungkin bi ada di sebelahnya saat ini,detak jantung nya tak menentu.

"Apa kamu marah karna aku pergi tampa permisi?"

"Mungkin itu sudah jadi hobby mu" lea tersenyum ke arah gelas nya.

"Bukan hobby,hanya saja aku tidak ingin kamu akan ikut terluka, karna keluarga ku"suara bi sedikit bergetar seolah ada luka di sana.

"Baik lah,mungkin kamu berpikir dengan pergi begitu saja membuat ku baik baik saja saat ini".

"Setidak nya kamu tidak akan tau kesedihan apa yang ku alami dan kamu tidak ikut dalam kesedihan itu,cukup dengan membenci ku saja"bi tertunduk sambil memainkan jemari nya.

"Bagaimana mungkin kamu bahagia di benci oleh ku,kita sudah kenal lama kenapa tidak memberi tahu ku mungkin aku bisa sedikit membantu".

"Tidak semudah itu lea,ini lebih sulit dari yang kita pikirkan".

"Apa hal sulit itu? Hal yang mebuat mu memilih di benci"lea bertanya pada bi yang tampak menahan sesuatu di dada nya.

"Hari itu,aku pulang dari showroom,waktu aku sampai di rumah aku melihat mama sudah terjatuh di lantai dengan bibik yang membantunya"bi memulai ceritanya.

"Lalu"

"Lalu aku berlari,membantu mama yang sudah tidak sadar itu,saat aku bertanya ke bibik apa yang terjadi bibi menangis bercerita kalau papa mengalami kecelakaan dan sudah di rumah sakit saat itu,aku yang panik langsung membeli tiket ke kalimantan untuk aku dan mama,malam itu juga kami berangkat untuk melihat papa.saat kami di sana dokter menjelaskan keadaan papa yang begitu parah,bukan hanya papa yang terluka di sana masih ada lima orang perkerja papa yang terluka parah sama dengan papa.saat aku bertanya apa yang terjadi pada salah satu pekerja yang selamat dia menjawab ada pihak yang tidak suka dengan di bangunnya restoran baru papa di sana"bi menelan ludah nya sesekali mengingat kejadian yang mengerikan itu.

"Lalu??"

"Beberapa orang datang dan memukuli papa dan pekerja nya,papa mengalami luka yang parah tengkorak kepalanya pecah tangan dan kaki nya patah,dan yang lebih kejam nya restoran itu di bakar sedangkan papa dan para pekerja masih di sana,beberapa coba menyelamatkan namun ada tiga orang yang tidak dapat di bawa keluar" bi menahan air mata mengingat kejadian miris itu.

"Lalu apa yang terjadi lagi" lea meminta bi melanjutkan cerita nya.

"Beberapa rumah warga yang ada di sana terbakar,dan papalah yang di fitnah atas kejadian itu,papa yang tidak bisa bersaksi hanya diam membisu membuatnya harus membayar banyak atas kerusakan dan kecakaan kerja yang di alami para pekerjanya,itulah yang membuat mama menjual rumah agar bisa menutupi biaya rumah sakit para pekerja nya juga membayar sedikit kepada masyarakat yang rumah nya ikut terbakar"

"Bagaimana dengan kariawan yang selamat kenapa mereka hanya diam".

"Itulah mereka juga mendapat kekerasan dari para preman itu dan mengancam akan membunuh mereka juga,sehingga mereka bungkam tak bersuara"

"Itu hal yang membuat mu pergi,kenapa kamu tidak minta bantuan pada ku? "lea bertanya.

"Tidak sampai di situ,kami harus menghabiskan ratusan juta juga untuk pengobatan papa ke luar negeri,karna kerusakan otak yang di alaminya,semua yang kami punya terjual demi kesehatan papa termasuk showroom "bi tertunduk ngeri mengingat hal-hal buruk itu.

"Kenapa kamu tidak cerita bi" lea menepuk bahu bi mencoba menenangkan.

"Setelah hampir setahun aku berjuang mencari bukti di reruntuhan dan membujuk pekerja papa,akhir nya mereka mau bersaksi melawan para pereman itu,bukti yang kami punya membuat mereka kalah di persidangan dan akhirnya dari pereman itu kami tau ada nama orang besar di sana.akhirnya perjuangan ku tidak sia-sia para pereman itu di hukum lima belas tahun penjara dan orang besar itu di hukum dua puluh tahun dan wajib mengganti semua kerugian materi yang kami alami,walaupun begitu papa sudah tidak bisa bicara dan lumpuh total karna kejadian itu" Bi mulai terisak mengingat ayah ya yang sudah tidak bisa mendengar dan berbicara hanya terbaring lemah di tempat tidur.

"Aku turut  bersedih atas hal buruk yang menimpa keluarga mu bi" lea menunduk menahan air mata nya.

"Itu lah yang ku lakukan lea selama setahun lebih,aku merintis usaha restoran papa dari awal,dana ganti rugi itu ku gunakan untuk membantu keluarga ku lagi,saat semua sudah normal aku datang lagi menemui mu aku rindu dan merasa bersalah karna sudah meninggalkan mu"

"Kamu punya alasan untuk itu,"lea tertunduk menahan tangis nya,saat rindu itu di ucapkan bi dadanya terasa penuh kata-kata itu membuat nya bahagia dan sedih.

"Apa aku masih punya tempat di sana lea? "bi bertanya.

"Aa a aku  "lea terbata menunduk mengingat fio yang sudah menunggunya sejak lama dan kini bi datang lagi menanyakan hal itu.

"Apa dia sudah menempati hati mu?" bi bertanya.

"Aku tak tau bi sulit rasa nya menjawab pertanyaan itu" lea mengagkat tubuhnya dari kursi dan berjalan menuju kamarnya dengan seribu rasa bersalah di hati nya.

"Lea aku tau aku masih di sana" bi menarik lea yang coba menghindar.

"Apa yang kamu tau bi?? kamu pergi dan datang sesuka mu apa yang kamu harap masih ada di sini" lea melihat ke arah bi rasa marah nya mengalahkan rindu nya.

"Lea aku tidak mau kamu terluka karna keluarga ku dengan masalah keluarga mu yang baru saja terjadi waktu itu".

"Om dan tente sudah ku anggap keluarga sejak aku kecil,jadi kamu hanya egois pada saat itu" teriak lea pada bi.

Tangan bi yang kuat menarik tubuh gadis itu kepelukan nya,lea yang berontak akhirnya mengalah dan menenggelamkan wajah nya di dada bi dan menangis,mereka menangis bersama meluapkan rindu yang sudah lama di tahan.

"Maafkan aku yang membuat mu marah dan menangis"bi mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

"Bi aku rindu aku rindu sama kamu" lea memeluk bi dengan kuat ya.

"Aku juga lea tapi keadaan membuat ku tak bisa apa-apa"bi menarik tubuh lea menjauh dari tubuh nya melihat wajah gadis itu,menghapus air mata di pipi lea.kemudian tersenyum bahagia,Bi mendekatan wajah nya ke wajah lea dan mencium bibir merahnya,kedua nya saling lepas rindu.

Bi yang mengangkat tubuh lea ke tempat tidur dan terus menghujani gadis itu dengan ciuman.

Lelah bercerita membuat dua orang itu tertidur dan saling memeluk.Hari itu di habiskan bi dengan lea hingga malam nya dia harus kembali pulang.

"Lea  bangun" bi mengekus pipi lea dengan lembut.

"Mmmm ia bi".

"Aku harus pulang" bi berbisik kemudian mengecup lea.

"Hati-hati bi"lea melihat bi melangkah dan memegangi bibir nya yang masih basah karna  kelakuan bi.

Setelah makan malam lea kembali ketempat tidur,sebelum tidur dia melihat ada panggilan tak terjawab dari fio.

Lea segera menelpon fio.

"Fio kamu nelepon aku?.

"Ia aku rindu lea hari ini aku lelah sekali".

"Yaudah kamu istirahat gihh "lea yang mendengar kata rindu dari fio seketika merasa bersalah,ciuman dari bi pelukan nya,dia sudah selingkuh dengan bi tanpa fio tau hal itu.

"Yaudah besok kita cerita lagi" fio mengakhiri pembicaraan itu.

Malam itu lea berpikir apa yang akan di lakukan nya,bi yang di cinta tidak juga mengatakan tentang hubungan sedangkan fio adalah pacar nya tapi hati nya untuk bi.

Dilema besar menghantui lea malam itu,dia bingung harus bagaimana.