Chereads / Your Secret Thorn / Chapter 10 - Bertemu Untuk Berpisah

Chapter 10 - Bertemu Untuk Berpisah

Jam menunjukkan pukul 5 sore, hari ini cuaca bersahabat, langit terlihat berwarna membara dan matahari hendak tenggelam. Sesampainya di rumah aku langsung menghubungi El. Aku sudah melihat mobilnya parkir di depan rumahnya. El langsung membalas pesanku.

Aku segera menuju taman komplek perumahan tidak jauh dari rumah kami. Sesampainya disana masih ada anak-anak bermain dan berlarian. Aku duduk di bangku dibawah pohon cemara. Melihat anak-anak bermain mengingatkanku dengan masa kecilku disini… aku dan El juga sering bermain disini. tak terasa kami sudah melewati ini selama beberapa tahun dan kami punya jalan masing-masing sekarang.

Tak berapa lama aku melihat El yang menuju kemari, dari kejauhan aku bisa yakin itu El karena postur tubuhnya yang tinggi dan cara berjalannya yang khas.

Semakin mendekat ia melambaikan tangan, memakai sweeter hitam lengan panjang kontras dengan warna kulitnya yang terlihat pucat ia tersenyum padaku lalu menyapa.

"Hai, sudah menunggu lama?" tanyanya

"Oh, tidak.. aku baru sampai. Saat aku pulang aku tahu kau sudah pulang. Melihat mobilmu di depan rumahmu…. Bagaimana kabarmu? Hmmm.. Lama tidak bertemu..?!" aku berbasa-basi seperti biasa, mencoba bersikap seperti sebelumnya.

"lama tak jumpa, setelah berjumpa ternyata kau akan pergi….ahha!" Elvin sedikit tertawa. Entah tertawa miris atau memang itu hal yang lucu, aku masih mencoba bersikap biasa.

"maaf El, aku hanya bisa meminta maaf saja. Aku memang merencanakan secara mendadak dan mengambil kesempatan yang ada..begitulah." Aku sedikit tersenyum dan menatap wajahnya dari samping mencoba membaca ekspresinya.

"iya, aku tahu ini mendadak hehe, kukira kau lupa padaku untuk berpamitan.."

"tentu saja aku tidak lupa, tapi aku hanya khawatir, karena aku akan pergi dan aku tidak tahu kapan aku kembali. Aku tidak tahu bagaimana mengatakannya padamu… mungkin kau akan kesepian tanpa sahabatmu satu ini, ahaha…!" aku mengatakannya sambil bercanda.

"hahah… bagaimana aku bisa hidup tanpamu, huh?? Yeah terdengar hampir benar! Tapi aku tidak bisa mencegahmu.." Elvin terseyum menatapku.

Kami duduk di taman dengan pemandangan sore yang indah, matahari yang berwarna orange dan langit sore yang cantik. Kami menikmatinya dan diam sejenak, anak-anak yang bermain sudah pergi dan suasana sepi.

"kau dan aku mempunyai hidup masing-masing. Cita-citamu yang ingin kamu raih. Tentu aku akan mendukung sebisaku. Aku tidak akan marah jikapun kau tidak berpamitan padaku. Kau pasti punya alasan sendiri Ross.." El memecah keheningan, ia menatap jauh ke langit. Aku hanya memperhatikannya dari samping.

"aku tidak bisa melakukannya, tentu saja aku akan mengatakannya padamu. Aku bukan tipe orang yang menghilang tiba-tiba hoho..! kita sudah bersama sejak kecil.." aku tertawa kecil

"maaf el, kedepannya aku tidak bisa langsung mendukungmu. Yah kau tahu karena jauh hahah..!" lanjutku sambil bercanda.

"Wow, my friend not just you ahahah!"

"Hahah tentu saja!"

"Okay, hari semakin gelap. Nanti ibumu mengira aku menculikmu. Mari kita pulang..!"

"Okay, let's go!"

Kami bangkit dari kursi dan berjalan beriringan. Dan dalam perjalanan pulang yang hanya beberapa menit itu, Elvin juga memberitahuku bahwa ia tidak bisa mengantar kepergianku di Bandara karena urusan perusahaannya. Aku tahu itu, Dia orang yang sibuk. Akupun tidak mempermasalahkannya.

Kami tiba di depan rumah masing-masing. Saat aku berjalan mendekati pintu rumah, Elvin memanggilku.

"Ross!"

Aku menoleh

"Yaa?"

Elvin mendekatiku tiba-tiba dan memelukku. Tentu aku kaget tapi aku tenang.

"I'm sorry, but semoga perjalanannya lancar!" El menepuk punggungku, ia masih memelukku. Kupikir apa. Tapi dia mengucapkan salam perpisahan dengan memelukku. Aku sedikit tenang tapi bau parfum Elvin membuatku sedikit gugup.

"Tentu!" jawabku, lalu el melepas pelukannya

"Masuklah, ibumu pasti menunggumu..!" El lalu pergi menjauh dan melambaikan tangannya. Akupun hanya mengangguk dan melambaikan tanganku membalasnya. Lalu aku masuk kerumah.

Untuk detik ini dan kedepan aku bertekad, melepaskan perasaan yang membebani hatiku dan membuatku tidak nyaman dan gugup. Perasaan hangat dan pelukan El yang sesaat membuatku tenang sedikit dan juga membuatku seolah jantung kembali berdegup. Aku tahu, atau mungkin aku sengaja tidak sadar. Aku ...Aku menyukainya. Aku melihatnya sebagai lelaki. Lelaki yang bahkan tidak bisa aku gapai hatinya.

Dunia kami berbeda. Dan jalan kami tidak pernah bisa berdampingan. Tujuan yang tidak akan pernah sama dan kapal kami berbeda jalur untuk berlabuh. Kita tidak akan pernah bisa bertemu dalam kapal yang sama. Dan aku ingin berlabuh dan mengganti haluan yang baru, berlayar bersama dalam satu kapal yang sama. Now, aku meninggalkan hatinya disini saja itu sudah cukup. Sekarang, kau akan menjadi bagian dari masa laluku El…