Chereads / Cinta Cowok Dingin / Chapter 34 - Balap liar

Chapter 34 - Balap liar

Happy Reading

.

.

.

"Hais ini dimana?" bingung Dwi karena berada di tempat yang asing.

"Dia juga gak ada di belakang, hais gue salah jalan" desis Dwi setelah menyadari dirinya yang salah jalan dan langsung putar balik.

"Ais kalah deh gue" kesal Dwi pada dirinya padahal dia sudah berbuat curang dengan mencuri start tapi siapa sangka karena sudah terlalu lama tidak pernah ke rumah Briyan dia jadi lupa jalan dan berakhir seperti sekarang.

Saat melihat keadaan jalan yang sepi Dwi langsung putar balik dan menarik gas sekuat-kuatnya untuk bisa mengejar Briyan lagi.

"Eh itu Briyan" senang Dwi saat melihat Briyan yang berada dalam pandangannya.

"Yuhu" teriak Dwi senang saat berhasil menyalip Briyan yang sedang berjalan lambat karena mengira Dwi berada jauh di belakangnya karena dia salah jalan.

"Eh" kaget Briyan karena Dwi tiba-tiba sudah menyalipnya.

"Ais" desis Briyan yang langsung ngebut untuk mengejar Dwi.

"Wkwk Briyan bodoh" tawa Dwi senang.

"Woi tunggu" teriak Briyan tak di dengarkan Dwi.

.

.

.

Ckittttt

"Yey gue menang" teriak Dwi senang saat sudah berhenti di depan rumah sedangkan Briyan bukannya ikut berhenti malah melewati Dwi dan berhenti tepat satu rumah di depan Dwi.

"Hahaha gue menang" Briyan tertawa senang.

"Apa maksud lo gue yang sampai duluan" kata Dwi tak terima.

"Lah kan perjanjian pertama siapa yang sampai di rumah gue duluan" jelas Fian.

"Dan gue yang sampai duluan" potong Dwi.

"Mana mungkin orang sekarang aja lo belum sampai" ejek Briyan.

"Maksudnya?" tanya Dwi heran.

"Ini rumah gue" jawab Briyan sambil menahan tawanya.

"Bukannya yang ini?" bingung Dwi.

"Makanya jangan kelamaan di Inggris jadi lupa semuanya kan" goda Briyan semakin menjadi karena melihat muka Dwi saat cemberut terlihat lucu.

"Udah-udah cepat sini nanti orang yang punya rumah keluar liat lo yang parkir sembarang di depan rumah orang" panggil Briyan sambil menahan tawanya saat melihat Dwi yang malah duduk di motornya sambil memainkan helm yang tadi di pakainya.

"Iya iya" jawab Dwi kesal sambil memindahkan motornya ke depan rumah Briyan yang sebenarnya.

"Haha udah-udah jangan cemberut besok gue yang traktir deh" kata Briyan membuat ekspresi wajah Dwi menjadi senang seketika.

"Serius?" tanya Dwi semangat.

"Iya lo mau makan apa aja gue yang bayarin" jawab Briyan semakin membuat Dwi senang.

"Gue mau nyoba restoran seafood baru yang kemarin baru buka" kata Dwi semangat.

"Oke besok pulang sekolah kita langsung cus ke sana" kata Briyan menyetujui keinginan Dwi.

"Yey, eh tapi" kata Dwi menggantung.

"Kenapa?" tanya Briyan.

"Ajak Milla juga ya" bujuk Dwi sambil menunjukan muka memelas nya.

"Oke" jawab Briyan.

"Ya udah ayo masuk dulu, gue mau mandi sekalian ganti baju abis itu baru gue antar lo pulang" Briyan mengajak Dwi masuk kedalam rumahnya.

"Ayo deh gue juga haus pengen minum" kata Dwi yang merasa kehausan karena saat dijalan tadi mereka teriak-teriak.

"Ya udah ayok" Briyan memimpin jalan.

"Bi tolong ambilin minum buat teman Briyan ya" teriak Briyan saat mereka memasuki rumah.

"Baik Den" sahut Bi Tuti asisten rumah tangga Briyan.

"Lo tunggu di sini dulu ya entar minumnya di antar Bi Tuti, Gue mau mandi tapi kalo lo mau lihat-lihat silahkan aja barang kali udah lupa" kata Briyan sambil mengipas-ngipas dirinya karena merasa gerah.

"Ya udah sana" sahut Dwi tak perduli karena sedang melihat-lihat foto-foto di dinding rumah Briyan.

"Tunggu gue jangan pulang duluan" teriak Briyan sambil berlari buru-buru agar Dwi tidak terlalu lama menunggunya.

"Bawel" sahut Dwi tidak bisa didengar.

"Non Dwi, ya ampun" panggil Bi Tuti senang saat melihat teman yang dimaksud oleh Briyan itu ternyata adalah Dwi.

"Apa kabar Bi?" tanya Dwi sambil menyambut pelukan Bi Tuti.

"Alhamdulillah baik, Non sendiri gimana kabarnya?" tanya Bi Tuti sambil melihat-lihat Dwi yang banyak berubah.

"Alhamdulillah baik juga Bi" jawab Dwi.

"Alhamdulillah, ya ampun Non Dwi banyak berubah ya jadi makin cantik" kata Bi Tuti kagum.

"Jadi dulu Dwi gak cantik gitu?" tanya Dwi pura-pura marah.

"Hehe bukan gitu cuman sekarang makin cantik" puji Bi Tuti.

"Masa sih Dwi jadi malu" Dwi menutupi pipinya yang sudah memerah karena malu terlalu di puji Bi Tuti.

"Ngapain malu kan kenyataan" goda Bi Tuti.

"Bibi dengar katanya Non Dwi sudah pulang dari sebulan yang lalu ya?" tanya Bi Tuti.

"Iya Bi" jawab Dwi sambil meminum jus jeruk yang di siapkan Bi Tuti.

"Loh kok baru mampir sekarang?" tanya Bi Tuti.

"Hehe iya Bi baru sempat" jawab Dwi tak enak hati.

"Aduh padahal dulu pas kalian masih kecil mandi aja Bibi yang mandiin tapi sekarang udah besar pada lupa semua sama Bibi" keluh Bi Tuti pada Dwi.

"Ya gimana Bi Dwi kan sekolah di Inggris jadi emang susah kalo mau sering-sering pulang" jawab Dwi memberi alasan agar Bi Tuti mengerti kondisinya.

"Hah emang susah kalo sudah pada besar kayak Deh Briyan gak sekolah di Inggris aja jarang pulang" keluh Bi Tuti.

"Emang Briyan jarang pulang Bi?" tanya Dwi penasaran.

"Iya biasanya cuman Den Briyan pulang seminggu sekali" jawab Bi Tuti.

"Emang Briyan ngekos ya Bi?" heran Dwi.

"Setau Bibi sih enggak Non" jawab Bi Tuti.

"Terus dia tinggal dimana Bi?" Dwi semakin penasaran.

"Kalo gak salah sih Den Briyan itu punya apa itu namanya baskam, eh basecamp di dekat sekolahnya yang lama, jadi dia lebih suka tinggal di sana sama teman-teman dari pada di rumah cuman sama Bibi" jawab Bi Tuti yang memahami Briyan.

"Emang Om dan Tante kemana Bi?" tanya Dwi lagi.

"Perjalanan dinas" jawab Briyan yang baru muncul setelah selesai mandi.

"Oh ya dari kapan" perkataan Dwi terpotong oleh Briyan.

"Udah jangan banyak nanya, ayok gue antar pulang udah mau magrib nih" potong Briyan sengaja karena tidak mau menjawab pertanyaan Dwi tentang orang tuanya.

"Eh ya udah" jawab Dwi sedikit tak enak hati karena seperti memaksa Briyan untuk memberikan informasi tentang orang tuanya.

"Bi Dwi pulang dulu ya" pamit Dwi sambil memeluk Bi Tuti.

"Iya Non hati-hati di jalan" jawab Bi Tuti.

"Iya Bi dahh" Dwi melambaikan tangannya pada Bi Tuti.

"Dahh Non" Bi Tuti membalas lambaian tangan Dwi.

"Bi aku gak pulang nanti malam jadi gak usah nungguin ya" kata Briyan agar Bi Tuti tidak menunggunya semalaman.

"Iya Den yang penting jangan lupa makan ya" nasihat Bi Tuti.

"Iya Bibi tenang aja, aku pergi dulu Bi" pamit Briyan yang sangat dekat dengan Bi Tuti melebihi orang tuanya.

.

.

.

TBC...